Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Surat Pembaca

1 Maret 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kasus Century yang Ruwet

Setelah membaca Tempo, saya semakin paham betapa rumitnya masalah Bank Century. Apakah semua pihak terkait sudah benar-benar legawa untuk membuka kasus ini? Apakah ada unsur politik yang perlu ditutup-tutupi atau dibela atau malah dikorbankan? Yang jelas, masyarakat yang dirugikan ingin sekali menerima kembali uang yang sudah disetorkan ke Bank Century. Tolonglah agar uang mereka tidak menguap begitu saja.

Bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, janganlah berdebat dengan kata-kata tak senonoh. Itu akan membuat suasana menjadi tegang dan tidak menyelesaikan masalah. Buktikan Anda wakil rakyat yang bekerja baik, dengan omongan baik, dan berhasil baik pula. Bukan rekayasa untuk membela atau menyerang partai.

SOENOTO PRINGGOHARDJO
Solo, Jawa Tengah

Nusantara Symphony Orchestra

Setelah membaca tulisan tentang Nusantara Symphony Orchestra di Tempo edisi dua pekan lalu, saya benar-benar merasa prihatin. Setahu saya, untuk dapat menyandang atribut kota metropolitan, paling tidak diperlukan beberapa syarat. Misalnya lapangan terbang, stadion olahraga, dan gedung kesenian berskala internasional, serta gedung orkestra.

Sungguh sayang, Jakarta kekurangan fasilitas itu. Saya beruntung tinggal di Surabaya, yang setahu saya memiliki Surabaya Symphony Orchestra sejak 1995. Orkestra ini dipimpin dan didirikan oleh Bapak Solomon Tong. Tanpa promosi besar-besaran, tanpa pengguntingan pita dan jauh dari pemberitaan media, orkestra ini telah melayani masyarakat pencinta musik klasik Surabaya. Mereka menggelar pertunjukan minimal tiga kali setahun.

Surabaya Symphony Orchestra memiliki pemusik tetap dan berlatih rutin setiap pekan. Banyak orkestra lain berlatih hanya menjelang pementasan dengan pemain undangan. Saya yakin, siapa pun wali kota yang memerintah Surabaya berbangga dengan keberadaan orkestra ini. Saya berharap Tempo sesekali menulis orkestra yang hidup tanpa dukungan fasilitas pemerintah ini.

RUDY LISTIJO
[email protected]

Terima kasih atas masukan Anda. —Redaksi

Manfaat Sampah

LIPUTAN tentang sampah yang diangkat Tempo edisi 22-28 Februari 2010 sungguh menarik. Jika dikelola dengan benar, sampah ternyata bisa bermanfaat. Upaya kreatif Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dan Probolinggo, yang mengganti sistem pengelolaan sampah model open dumping dengan mesin penghasil pupuk, perlu terus dikembangkan.

Jika upaya itu dilakukan juga oleh pemerintah daerah lain, bencana Leuwigajah tidak perlu terjadi. Begitu juga dengan kesulitan mencari tempat pembuangan sampah di wilayah Tangerang. Bahkan akan muncul kota-kota bersih dan sehat di seantero negeri.

Penghargaan perlu juga diberikan kepada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Lembaga itu berhasil mengembangkan prototipe mesin penggaruk sampah dari sungai yang lebih murah dibanding mesin buatan luar negeri. Pemanfaatan teknologi itu di sungai besar akan membantu mencegah banjir.

AWANG ANWARUDDIN
Bandung

Keluhan Pengguna Kereta

SUDAH 15 tahun saya menjadi pengguna kereta rel listrik Jakarta-Bogor. Saya mengalami masa ketika harga tiket KRL ekspres Rp 5.500, Rp 7.000, dan sekarang Rp 11 ribu. Saya menggunakan jasanya sejak perusahaan kereta masih berupa perum jawatan, perum, dan kini PT Kereta Api. Sejak subsidinya masih belasan miliar rupiah, sampai kini sudah hampir setengah triliun rupiah setahun.

Menurut saya, hanya harga tiketnya yang naik. Sedangkan pelayanan tetap saja buruk sedari dulu. Jadwal tak pasti, stasiun kumuh, penyejuk udara tak berfungsi, uang kembalian yang dipotong petugas loket. Para pejabat kereta mungkin sudah kebal dengan sindiran Iwan Fals 30 tahun lalu: “kereta terlambat dua jam sudah biasa....”

Beberapa waktu lalu saya dengar, pejabat PT Kereta malah meminta tambahan subsidi tahun ini dari Rp 535 miliar menjadi Rp 640 miliar. Alasannya untuk meningkatkan pelayanan. Mestinya logikanya dibalik: tingkatkan dulu layanan, baru minta tambah subsidi.

Peningkatan pelayanan bisa menjadi ukuran apakah pemerintah perlu menaikkan atau justru menurunkan subsidi. Masalah kereta api kita terletak pada buruknya kualitas pegawai. Berapa pun subsidi dikucurkan pemerintah akan seperti mengisi air ke ember bocor. Tidak ada guna jika manusianya tidak berkualitas.

KUSNANTO
Bogor, Jawa Barat

Mestinya Obama Mampir ke SD Asisi

PRESIDEN Amerika Serikat Barack Obama bakal berkunjung ke Indonesia bulan ini. Salah satu yang akan dikunjunginya selama di Jakarta adalah SD Negeri 1 Menteng. Obama tujuh bulan sekolah di sini. Mestinya dia juga mengunjungi SD St. Fransiscus Asisi Tebet, tempatnya bersekolah dari kelas 1 sampai 3 pada 1968-1970. Setelah itu, ia kembali ke Amerika Serikat. Ini memang bagian yang jarang diekspos media massa. Semoga SD St. Fransiscus tetap berjuang agar dikenal sebagai eks sekolah Obama di Jakarta.

BUDI SANTOSO DARMAJI
Jatinegara, Jakarta Timur

Korupsi Musuh Bersama

SETIAP orang memiliki jiwa korup. Pejalan kaki, pengendara motor, hingga pejabat negara. Berapa banyak anggota DPR tersangkut kasus korupsi? Berapa banyak birokrat masuk penjara gara-gara suap? Selama birokrasi kotor, selama itu pula koruptor beraksi.

Korupsi telah ada sejak dulu. Namun praktek itu sepertinya amat susah diberantas. Sudah selayaknya kita menjadikan korupsi sebagai musuh bersama. Jangan sampai kita memberikan ruang dan celah korupsi. Sekecil apa pun bentuk korupsi tak boleh hidup di negeri ini. Siapa lagi yang akan membentengi kita dari tindak korupsi kalau bukan kita bersama?

HENDIRWAN ANGKASA
Tambora, Jakarta Barat

Politik Century

PANITIA Khusus Hak Angket Bank Century DPR dibentuk dengan latar belakang kepentingan politik. Fraksi di DPR bukan mencari kebenaran kasus ini sehingga hasilnya pun bersifat politis. Panitia Khusus tak mencari solusi agar kasus ini tak terulang. Mereka malah mencari-cari siapa yang bisa dijatuhkan.

HASANNUDIN
Depok, Jawa Barat

Facebook Ungkap Dana Century

Tempo menurunkan berita mengejutkan soal dokumen aliran dana Bank Century kepada politikus partai besar yang disebarkan melalui Facebook. Informasi itu menjadi pukulan telak bagi Panitia Khusus Hak Angket Century DPR yang selama ini hanya menang di publikasi. Mereka miskin data penyelidikan. Beredarnya data di jejaring sosial tersebut akan menambah sikap apatis kepada politikus dan wakil rakyat.

AUFA JATMIKO
Bogor, Jawa Barat

Siaran Televisi Merusak

ACARA televisi kita tetap saja dipenuhi tayangan tak bermutu: kekerasan, pamer kemewahan, keserakahan, mistik. Ini berbahaya karena tayangan macam ini setiap hari mencekoki otak kita. Pengelola televisi harus melihat dampak setiap tayangan. Siaran televisi itu seperti tamu tak diundang: mereka bebas keluar-masuk rumah kita. Yang terpenting adalah relevansi setiap tayangan untuk masyarakat. Tontonan harus berguna dan mendidik. Jangan media televisi sekadar mengejar rating dan iklan. Bisnis adalah bisnis, tapi salah menyebarkan informasi akibatnya bisa fatal dan menghancurkan bangsa ini.

HJ SITI UMIYATI
Bogor, Jawa Barat

Australia Harus Minta Maaf

OTORITAS Australia akhirnya mengakui tumpahan minyak mentah akibat meledaknya ladang minyak Montara di Celah Timor telah memasuki perairan Indonesia. Tumpahan itu kini telah mendekati 51 mil laut Pulau Rote, wilayah paling selatan Indonesia. Minyak mengancam biota laut perairan Indonesia, termasuk rumput laut yang dibudidayakan besar-besaran di Rote Ndao. Hasil penelitian cepat dari lembaga lingkungan di Timor juga menunjukkan positif terjadi pencemaran.

Para petani rumput laut di perairan Rote Ndao dan Kabupaten Kupang jelas rugi. Hasil panen tercemar sehingga harganya turun. Bahkan di daerah tertentu tak ada yang membeli.

Pemerintah Australia harus minta maaf kepada rakyat Indonesia dan bertanggung jawab memberikan kompensasi pencemaran laut Timor. Benarlah sikap almarhum Profesor Johannes, guru besar Universitas Gadjah Mada, yang menolak keras penandatanganan perjanjian Celah Timor antara pemerintah Indonesia dan Australia pada pertengahan 1980. Kini perjanjian itu merugikan kita.

RUSGINA WOTU
Tanjung Barat Indah
Jakarta Selatan

Mari Menjaga Alam

MUSIM hujan begini pemberitaan media massa didominasi masalah banjir dan tanah longsor. Banjir menjadi masalah klise yang terjadi setiap musim penghujan. Salah satu penyebab adalah rusaknya lingkungan alam. Banyak hutan dan resapan air beralih fungsi. Kerusakan itu menunjukkan bahwa kita kurang mensyukuri nikmat hidup. Logikanya, dengan menjaga alam, bencana tak akan terjadi. Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia bersama-sama menjaga kelestarian alam agar kita bebas dari bencana. Mari menanam pohon untuk kehidupan masa depan.

PRIBADI SANTOSO
Bogor, Jawa Barat

Investasi Mubazir

Busway Cililitan-Pluit (Koridor 9) dan Cililitan-Tanjung Priok (Koridor 10) sudah lama selesai. Tapi hingga kini kedua jalur itu belum juga dipakai. Padahal biaya pembangunannya mencapai Rp 203 miliar. Jika memang tak hendak digunakan, kenapa mesti dibangun? Kabarnya Gubernur Fauzi Bowo agak tak setuju dengan program busway Sutiyoso. Itu sebabnya, dua koridor itu dibiarkan mangkrak. Inilah salah satu potret buram pembangunan Ibu Kota.

Alfa
Karangpola, Pasar Minggu
Jakarta Selatan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus