Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tanggapan Catatan Pinggir
SETELAH membaca tulisan Goenawan Mohamad dalam Catatan Pinggir di majalah Tempo edisi 24 30 Agustus 2009 dengan judul Padri, sebagai orang Minang, saya merasa perlu menanggapi. Ini menyentuh budaya Minangkabau, terutama filsafat hidup.
Goenawan menulis mamang atau pepatah Minang ”Adat barsan di sarak dan sarak barsan di adat.” Selain pepatah itu tidak benar, kata barsan itu juga tidak jelas apa artinya sehingga kata yang terkandung dalam pepatah itu jadi hilang.
Yang benar adalah ”Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.” Dalam tulisan sering dipendekkan menjadi ABS SBK. Ini mempunyai maksud, adat istiadat atau tata krama kehidupan orang Minang bersendi atau berdasarkan kepada ajaran agama Islam, sedangkan ajaran agama itu ada dalam Al Quran.
Sering pula pepatah ini dilanjutkan dengan ”Syarak mangato adat mamaki”, yakni apa yang dikatakan atau diamanahkan dalam agama Islam, itulah yang dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat.
Gazali Abbas
Jalan Bhakti 504
Perupuk Tabing, Padang
Salut Memoar Tan Joe Hok
MENENGOK sejarah Tan Joe Hok seakan membaca perjuangan tanpa henti. Dia menjadi pemain bulu tangkis Indonesia pertama yang menjuarai All England dan meraih emas di Asian Games. Tak disangka, pada waktu mudanya tahun 1940 an, raket pun ia tak punya. Untuk berlatih ia mesti menempuh jarak yang jauh ke lapangan. Namun, dengan kegigihan, Tan Joe Hok akhirnya mendapat penghargaan tertinggi.
Cerita pemilik nama lain Hendra Kartanegara itu disajikan dengan apik oleh majalah Tempo edisi 14 20 September 2009 dalam rubrik Memoar. Semangat Tan membesarkan nama bangsa tak lekang walau ia sempat mendapat perlakuan tak adil pada zaman Orde Baru. Seusai geger September 1965, baru dia mengubah namanya menjadi Hendra dan mengungsi ke luar negeri.
Terima kasih Tempo telah menuturkan cerita pergulatan Tan. Semoga perlawanan terhadap diskriminasi tak berhenti di sini.
A. Ivan Sampoerna
Cinere, Pondok Labu, Jakarta Selatan
PLN Perlu Pesaing
PT Perusahaan Listrik Negara berencana menaikkan tarif listrik tahun depan. Menurut petingginya, langkah itu diambil karena perusahaan pelat merah ini selalu merugi. Penyebabnya, pembelian bahan bakar seperti gas dan batu bara mengikuti harga pasar. Tapi, ketika sudah menjadi listrik, masyarakat membeli dengan harga yang ditetapkan pemerintah.
Saya pikir, ini akal akalan PLN. Bukankah perusahaan BUMN itu mendapat uang pengganti dari APBN? Karena uang subsidi inilah yang mencapai belasan triliun rupiah selisih biaya produksi yang dikeluhkan tidak tepat lagi dijadikan alasan. Otomatis, jika masih ada subsidi, PLN tidak layak meminta kenaikan tarif listrik.
Bila nanti pemerintah menyetujui kenaikan tarif, berarti uang subsidi harus pula dikurangi. Duit ini bisa dialihkan ke pendidikan dan kesehatan, dua sektor yang masih memprihatinkan. Selain itu, PLN dan pemerintah wajib membeberkan data kinerja perusahaan. Jangan jangan, kerugian yang bertahun tahun itu disebabkan oleh manajemen yang tak becus.
Yang patut dipertimbangkan, pemerintah sebagai regulator perlu membuka kesempatan masuknya swasta bergelut di bisnis energi ini. Tanpa adanya pesaing, apa pun yang dilakukan PLN tidak mempunyai pembanding. Akibatnya, langkah korporasi PLN sulit dinilai ketepatannya. Lebih dari itu, PLN bisa dengan gampang meminta pemerintah menaikkan tarif listrik.
Jika ada pemain baru, saya yakin PLN akan terpacu meningkatkan kinerja dan pemerintah pun akan senang. Keuntungan PLN bisa digenjot serta dividen yang dibagikan negara bakal makin besar. Konsumen akan dapat menikmati tarif yang kompetitif.
Ahmad Budiman
Kemranjen, Banyumas, Jawa Tengah
Razia Timbulkan Citra Buruk
KLAIM kepemilikan beberapa budaya Indonesia oleh Malaysia berbuntut panjang. Beberapa kelompok masyarakat, antara lain Benteng Demokrasi Rakyat, berunjuk rasa dan melakukan razia warga Malaysia di kawasan Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Meski razia hanya dilakukan beberapa orang, negeri jiran itu menganggap aksi itu sebagai hal serius. Mereka mengimbau agar mahasiswa asal negara itu berhati hati di Indonesia.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menanggapi aksi razia itu sebagai tindakan berlebihan dan menjurus pada kekerasan. Bahkan, menurut Presiden, aksi tersebut berpotensi menimbulkan masalah baru dan mengancam warga Indonesia di Malaysia. Razia bukanlah langkah yang baik.
Bila emosi yang dikedepankan, tindakan tidak etis akan terjadi. Apakah mereka tidak berpikir hal serupa dapat terjadi terhadap warga Indonesia? Bertindaklah dengan akal sehat, bukan dengan otot. Razia tidak hanya mengganggu ketertiban umum, tetapi juga membahayakan citra Indonesia di dunia internasional.
Maximu Mere
Jalan Tambak, Jakarta
Ayo Dukung Pemberantasan Korupsi
KOMISI Pemberantasan Korupsi akan memeriksa pejabat kepolisian. Dan sebaliknya, polisi memeriksa petinggi Komisi. Selama 10 jam empat pemimpin Komisi diinterogasi. Sungguh membuat saya bingung. Di tengah sorotan dunia bahwa Indonesia menjadi satu di antara negara paling korup, penegak hukumnya malah saling jegal.
Korupsi merupakan tindakan kriminal yang amat khusus. Karena merupakan kejahatan tingkat tinggi, alat penyelidikan dan penyidikan untuk mengusutnya juga harus canggih. Penyadapan, pengintaian, hingga penjebakan perlu dilakukan. Tentu tetap mengacu pada aturan. Penuntutan kasus korupsi juga harus melalui pengadilan korupsi.
Semua kewenangan KPK untuk membongkar dan menyeret koruptor ke dalam sel harus didukung. Polisi selayaknya berterima kasih pada usaha KPK yang mengurangi beban tugas mereka. Jangan mereka merasa tersaingi lalu menjegal di tengah jalan. Semua pihak harus mendukung pemberantasan korupsi.
Marifah
Pondok Aren, Tangerang Selatan
Jangan Salah Artikan Jihad
Dalam bahasa Arab, jihad bermakna berjuang atau berusaha keras. Ini dapat dilakukan siapa saja, baik muslim maupun bukan muslim. Melawan hawa nafsu, terutama bagi umat Islam yang saat ini sedang menjalankan ibadah puasa, merupakan jihad paling besar. Mempertahankan hidup dengan mencari nafkah juga disebut jihad.
Jangan terlalu percaya kepada seseorang yang mengaku akan memberikan jaminan surga. Dengan cara inilah orang orang yang tidak bertanggung jawab mencuci otak. Seperti yang dilakukan Noor Din M. Top. Jika hendak berjihad, lakukan untuk membersihkan citra Islam yang selama ini tercoreng oleh ulah sekelompok orang yang mengatasnamakan ”jihad”.
Farah Hanafiah
Lhok Seumawe, Aceh Utara
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo