Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

Tahun kuda. tapi naga ngamuk

Gempa tektonis berkekuatan 7 skala richter menggetarkan jepang. di kota higashi-izu tanah longsor menimpa rumah & jalan kereta api & jalan raya retak. bis tertimpa longsoran tebing di kota kawazu.(ils)

4 Februari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAHUN ini tahun kuda, tapi bagi Jepang dapat merupakan "tahun naga" lagi. Tatsu, sang naga yang bersembunyi di kedalaman samudera--begitu menurut mitologi Cina yang diekspor ke Jepang - pertengahan Januari lalu kembali mgeliat sambil mengibaskan ekornya. Januari lalu, gempa tektonis kembali menggetarkan Jazirah Izu di tenggara Tokyo, kawasan Tokyo serta kota Kauazu di Jepang tengah. Didahului getaran-getaran lemah, sentakan kulit bumi berkekuatan 7 skala Richter terjadi Sabtu petang, 14 Januari. Akibatnya tebing di pinggir jalan raya runtub menimpa atap baja pelindung jalan kereta api Isu Kyuko di kota Higashi-Izu di tenggara Tokyo. Daerah itu memang sudah diperhitungkan sebagai daerah rawan, makanya jalan kereta api itu dilindungi. Namun rumah penduduk di pinggir jalan raya banyak yang kena runtuhan tanah dan batu padas. Sebuab buldoser dan mobil sodok dikerahkan untuk membebaskan rumah-rumah. dari reruntuhan tebing itu. Juga jalan raya di kota yang terkenal lantaran sumber air panasnya itu retak-retak, dan harus ditambal kembali. Seluruhnya, menurut laporan polisi ada 11 orang tewas, 15 belum ditemukan sampai 15 Januari lalu dan 14 orang cedera. Tapi angka jumlah korban itu melonjak lagi ketika pasukan 'bela-diri' Jepang -- resminya Jepang tak punya angkatan bersenjata--menemukan bus yang tertimpa longsoran tebing di hawazu, Jepang Tengah. Setelah tentara berbasil membebaskan bus yang sudah penyok itu dari timbunan tanah dan batu, jumlah korban nyawa seluruhnya melonjak sampai 21 nyawa, dengan 111 orang cedera. Ahli-ahli gempa Jepang menduga, episentrum gempa itu berada di lautan Pasifik, sekitar 125 km tenggara Tokyo dekat pulau Oshima di lepas pantai semenanjung Izu. Buat para ahli, malapetqka 14 - 15 Januari di Jepang itu bukan barang baru. Sebab Jepang memang langganan gempa bumi, gelombang pasang (tsunami) dan letusan gunung berapi. Korban yang pernah tercatat lantaran gempa bumi selama abad ini, nomor 2 di dunia setelah Tiongkok. Gempa 1923 misalnya, 143 ribu nyawa melayang di Jepang. Mirip dengan kejadian akhir Minggu pertengahan Januari itu, adalah gempa yang melanda Nigata 16 Juni 1964. Ketika itu, 500 penumpang terjebak dalam 4 gerbong kereta api yang masih sempat direm pada waktunya. Mereka terpaksa bermalam di gerbong meski tak ada pembajakan, Tapi untunglah semuanya selamat. Hanya saja, rel kereta api ada yang putus atau meliuk-liuk seolah-olah terbuat dari plastik. Sementara jalan raya di Nigata retak dan terbuka siap menelan ratusan jasad manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus