Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah Anda cemas intoleransi beragama kian kuat?
|
||
Ya | ||
25,6% | 1.558 | |
Tidak | ||
46,3% | 2.820 | |
Tidak Tahu | ||
28,1% | 1.710 | |
Total | (100%) | 6.088 |
ORGANISASI kemasyarakatan Islam menggeruduk kebaktian jemaat Kristen di gedung Sasana Budaya Ganesa Institut Teknologi Bandung pada 6 Desember lalu. Mereka beralasan kebaktian tidak boleh dilakukan di area fasilitas umum, tapi di gereja. Berita itu pun memantik komentar di banyak media massa. Ada yang cemas intoleransi menuju titik nadir. Sebab, beberapa hari sebelum penggerudukan itu, digelar salat Jumat di Monumen Nasional—fasilitas umum milik pemerintah yang ditutup untuk wisatawan karena kegiatan ini. Penggerudukan itu seperti menjawab penelitian Wahid Institute bahwa intoleransi makin merajalela. Namun jajak pendapat Tempo.co menunjukkan masyarakat tak cemas intoleransi kian meningkat. Peserta jajak pendapat menganggap penggerudukan semacam itu bukan sebuah masalah besar di Indonesia yang beragam. Sebanyak 46,3 persen dari total 6.088 responden menyatakan tak cemas akan penguatan intoleransi tersebut. Jumlah mereka yang merasa cemas terhadap intoleransi yang semakin mendapat tempat di Tanah Air malah lebih kecil daripada yang menjawab tidak tahu. Sungguh mencemaskan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 17 Desember 2016 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |