Tambahan untuk masyarakat penerbang

Senang sekali membaca tulisan "Saran untuk Masyarakat Penerbang" (TEMPO, 29 Agustus 1992, Kontak Pembaca). Suatu bukti bahwa kepedulian masyarakat semakin bertambah dalam kehidupan bersama. Pada tulisan itu barangkali perlu diberi tambahan bahwa penerbangan sipil Indonesia mengacu pada Civil Aviation Safety Regulation (CASR) atau Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil, yang mengkategorikan penerbangan dalam dua jenis aturan: Visual Flight Rules (VFR) dan Instrument Flight Rules (IFR). Kalau kita simak CASR isectionr 37.3 dan 37.4, tulisan Sudara S. Kartamadjana yang mengacu pada pasal 39 Luchtvaarwet (saya tidak pasti apakah dipakai juga di Indonesia) menjadi tak semuanya benar. Karena, menurut sifatnya, penerbangan Mandala ke Ambon dan juga beberapa daerah lain, IFR termasuk juga cara pendekatan menjelang pendaratannya (approach procedure). Prosedur ini mengisyaratkan, pesawat lebih mengutamakan penelitian lintasan berdasarkan pembacaan instrumen terbang dan alat bantu navigasi (mis: ADF, VOR, atau ILS) sampai pada posisi tertentu. Baik ketinggian maupun jarak terhadap landasan. Bila pesawat sampai pada posisi yang telah ditentukan dan landasan belum terlihat, pesawat harus batal meneruskan pendekatan (go around). Approach procedure ini boleh diulangi (bila penerbang yakin bisa melihat landasan dan mendarat) sampai pada batas jumlah bahan bakar yang masih tersisa cukup aman untuk menuju pelabuhan udara alternatif yang diperhitungkan sebelumnya. Demikian urun rembuk dari saya, semoga kita tak terlalu cepat menyimpulkan siapa yang bersalah dalam suatu musibah. Namun kita tetap mempelajari agar selanjutnya tidak terjadi musibah dengan penyebab yang sama. Semoga Tuhan memberkati kita semua. A. MOERSANTOSO Curug, Tangerang Jawa Barat