Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setujukah Anda, jika aparat keamanan melakukan tembak di tempat terhadap kawanan perampok bersenjata?
25 Agustus-1 September 2010 |
||
Ya | ||
91.51% | 1.240 | |
Tidak | ||
8.04% | 109 | |
Tidak Tahu | ||
0.44% | 6 | |
Total | 100% | 1.355 |
Perampokan bersenjata api marak terjadi di berbagai daerah menjelang Lebaran. Perampokan di Bank CIMB Niaga Medan menewaskan seorang polisi yang ditembak gerombolan 16 orang. Pelaku menggunakan senjata api laras panjang dan genggam.
Maraknya perampokan bersenjata api, menurut Indonesia Police Watch, merupakan tren hampir setiap tahun menjelang Lebaran atau tahun baru. Seharusnya polisi sudah mengantisipasinya. ”Apalagi saat ini beredar 17 ribu senjata ilegal,” ujar Neta S. Pane, ketua organisasi pemantau kepolisian itu.
Hasil jajak pendapat Tempo Interaktif pekan lalu menunjukkan hampir semua responden atau 91,51 persen setuju jika aparat keamanan melakukan tembak di tempat terhadap kawanan perampok bersenjata. Hanya 8,04 persen responden yang tidak sependapat dengan ide itu.
”Kenapa tidak (tembak di tempat), kalau memang itu yang diperlukan untuk melumpuhkan para perampok yang makin hari makin sadis ini,” tutur Gegy, responden jajak pendapat Tempo.
Indikator Pekan Depan Bambang Widjojanto dan Muhammad Busyro Muqoddas terpilih sebagai calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi setelah menyisihkan Chaerul Rasjid, Fachmi, I Wayan Sudirta, Jimly Asshiddiqie, dan Meli Darsa. Tanggapan terhadap keduanya pun bermunculan. Anggota Panitia Seleksi, Todung Mulya Lubis, menilai kedua tokoh itu tidak berpolitik. Begitu juga Koordinator Indonesia Corruption Watch Adnan Topan Husodo menilai Bambang dan Busyro sebagai sosok yang tidak kompromistis dengan kepentingan-kepentingan politik. ”Sepertinya DPR akan dipersulit dengan dua pilihan yang baik ini,” ujarnya. Tapi, menurut anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Gayus Lumbuun, DPR punya hak menolak kedua calon itu. Adapun Wakil Ketua Komisi Hukum Tjatur Sapto Edy memastikan tidak akan ada penolakan. Sebab, keduanya dinilai punya rekam jejak yang panjang terhadap pemberantasan korupsi. ”Semuanya mempunyai potensi yang sama,” katanya. Menurut Anda, mampukah Bambang Widjojanto dan Busyro Muqoddas memimpin Komisi Pemberantasan Korupsi? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com. |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo