Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Langkah pertama seorang presiden setelah terpilih adalah menyusun kabinet. Itulah yang dilakukan Soeharto ketika terpilih (lagi) untuk masa jabatan 1983-1988. Saat itu, dia menunjuk 37 orang sebagai menteri Kabinet Pembangunan IV.
Hanya Soeharto yang tahu persis apa syarat seseorang untuk menjadi menterinya. Namun, dalam beberapa kesempatan, ia menyebut kata kunci seperti "kemampuan bekerja sama" serta "kesinambungan dan penyegaran". Dengan kesinambungan, yang dia maksud adalah bisa saja menteri lama terpilih lagi selama dianggap masih mampu dan bisa bekerja sama.
Kini, presiden terpilih hasil Pemilu 2004, Susilo Bambang Yudhoyono, tengah menyiapkan struktur kabinetnya dengan berkonsultasi bersama wakilnya, M. Jusuf Kalla. Santer terdengar, kabinet Yudhoyono akan terdiri dari 34 menteri, pemilihan menteri itu dengan mempertimbangkan keseimbangan antara unsur partai dan profesional.
Tidak seperti Soeharto yang memilih calon menteri melalui mekanisme tertutup, Yudhoyono memilih para menterinya dengan seleksi melalui uji kelayakan. Rencananya dia akan bertanya program para calon, dan dari situlah keputusan diambil. Apakah dengan cara ini calon menteri baru nanti bakal lebih berkualitas? Waktu yang akan membuktikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo