Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KETIKA desas-desus penculikan anak makin mencekam ibu-ibu di beberapa tempat, tiba-tiba Siti Halimah, 55 tahun, melapor kepada polisi Depok, Bogor. Dia baru saja diculik. Para penculik, katanya, memaksa agar ia menculik lima anak berumur dua hingga tiga tahun. Kalau berhasil, ia akan diberi imbalan Rp 2 juta oleh para penculik yang berjumlah lima orang. Tapi kalau gagal, nyawa wanita penjaja buku itu terancam.
Laporan yang disampaikan wanita tadi, dua pekan lalu, itu tak begitu saja dipercayai polisi. ”Ceritanya berbau khayal,” komentar Kepala Polres Depok, Letnan Kolonel M. Ismail. Siti Halimah, misalnya, tak bisa menyebutkan ciri-ciri orang yang menculiknya. Apalagi karena sebelum ini ia sudah dua kali mengadu seolah pernah dirampok dan ditodong. Setelah dicek, ternyata tidak benar.
Benar atau tidak laporan Siti Halimah tersebut, kasus penculikan anak belakangan ini memang cukup ramai. Sejak tiga bulan lalu ibu-ibu di Jakarta dan beberapa kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur banyak yang dihinggapi ketakutan tentang adanya penculikan anak. Pembangunan beberapa jalan layang di Jakarta didesas-desuskan membutuhkan tumbal kepala anak-anak.
Dalam sepekan terakhir, kasus penculikan anak-anak di Jakarta dan sekitarnya kembali ramai. Salah satu korbannya adalah Raisya Ali, 5 tahun. Anak seorang pengusaha ini adalah korban ke-14 dalam dua bulan terakhir. Motifnya soal ekonomi, karena penculik terjerat utang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo