Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mungkin tidak bisa kita samakan kasus Tim-Tim dengan Ambon dan Maluku Utara, tetapi paling tidak seharusnya bila cara penangannya benar, konflik akan semakin reda dan tidak banyak lagi senjata api dan bom yang beredar di masyarakat. Sering terdengar penyebab tidak selesainya kasus di sana adalah aparat yang tidak bisa netral. Tidakkah mereka para pemimpin TNI dan Polri bisa melihat bahwa salah satu kriteria pasukan terlatih itu sukses apabila mereka bisa membentuk suatu pasukan yang mempunyai disiplin tinggi. Bila disiplin pasukan bersenjata itu kendur, bukankah itu seperti gerombolan liar? Bagaimana bisa TNI/Polri mengakui mereka masih disiplin bila banyak anggota pasukan mereka yang memberikan senjata kepada yang bertikai dan bersikap tidak netral?
Sebenarnya, TNI/Polri bisa belajar dari Interfet, bagaimana mereka dalam waktu yang sangat pendek bisa memulihkan keadaan daripada mendatangkan pasukan PBB terjun langsung ke sana untuk memulihkan keadaan. Tetapi apabila TNI/Polri memang tidak mampu memulihkan keamanan di sana, apa pun alasannya, masih lebih baik kita menanggung malu dengan mengundang pasukan PBB daripada tragedi kemanusiaan berlangsung terus. Bila ini yang terjadi, sebenarnya telah terjadi kesalahan yang mendasar dan sistematis di tubuh TNI/Polri, berarti harus ada perubahan yang mendasar pula di tubuh mereka bila ingin diperbaiki. Kalau ini masih gagal, SOS untuk kita bangsa Indonesia.
WIRYA SILALAHI
Jalan Sumatra 25
Bengkong Tengah, Batam
[email protected]
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo