Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

TNI, Polri, dan Interfet

13 Agustus 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MELIHAT penanganan TNI dan Polri terhadap kasus Ambon dan Maluku Utara yang tidak beres-beres, saya teringat setahun lalu sehabis referendum di Tim-Tim. Saat itu, sekitar 10.000 pasukan TNI/Polri yang bertugas menjaga keamanan di Tim-Tim ternyata tidak mampu, sehingga timbul tragedi kemanusiaan di sana. Ketika pasukan Interfet datang dengan jumlah pasukan hanya 6.000 personel menggantikan pasukan TNI/Polri, hanya dalam beberapa minggu mereka sudah menguasai medan. Tidak terdengar pertumpahan darah lagi, padahal yang mereka hadapi adalah milisi bersenjata modern dan terlatih secara militer.

Mungkin tidak bisa kita samakan kasus Tim-Tim dengan Ambon dan Maluku Utara, tetapi paling tidak seharusnya bila cara penangannya benar, konflik akan semakin reda dan tidak banyak lagi senjata api dan bom yang beredar di masyarakat. Sering terdengar penyebab tidak selesainya kasus di sana adalah aparat yang tidak bisa netral. Tidakkah mereka para pemimpin TNI dan Polri bisa melihat bahwa salah satu kriteria pasukan terlatih itu sukses apabila mereka bisa membentuk suatu pasukan yang mempunyai disiplin tinggi. Bila disiplin pasukan bersenjata itu kendur, bukankah itu seperti gerombolan liar? Bagaimana bisa TNI/Polri mengakui mereka masih disiplin bila banyak anggota pasukan mereka yang memberikan senjata kepada yang bertikai dan bersikap tidak netral?

Sebenarnya, TNI/Polri bisa belajar dari Interfet, bagaimana mereka dalam waktu yang sangat pendek bisa memulihkan keadaan daripada mendatangkan pasukan PBB terjun langsung ke sana untuk memulihkan keadaan. Tetapi apabila TNI/Polri memang tidak mampu memulihkan keamanan di sana, apa pun alasannya, masih lebih baik kita menanggung malu dengan mengundang pasukan PBB daripada tragedi kemanusiaan berlangsung terus. Bila ini yang terjadi, sebenarnya telah terjadi kesalahan yang mendasar dan sistematis di tubuh TNI/Polri, berarti harus ada perubahan yang mendasar pula di tubuh mereka bila ingin diperbaiki. Kalau ini masih gagal, SOS untuk kita bangsa Indonesia.

WIRYA SILALAHI
Jalan Sumatra 25
Bengkong Tengah, Batam
[email protected]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus