Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kutipan & Album

Toeti Heraty Noerhadi Rooseno, 70 tahun

21 Desember 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Usia 70 tahun tampaknya menjadi titik waktu istimewa bagi Toeti Heraty Noerhadi Rooseno. Budayawan dan guru besar filsafat kelahiran Bandung itu merayakan hari ulang tahunnya dengan rangkaian acara khusus. Ada penanaman pohon, peluncuran buku, ada pula pergelaran konser.

Puncak perayaan digelar di Ballroom Oktroi Plaza, Kemang, Jakarta Selatan, Rabu pekan lalu. Untuk menandai acara puncak itu, putra-putri, kerabat, dan kolega Toeti meluncurkan buku Pawai Kehidupan. Buku setebal 348 halaman ini berisi tulisan yang dihadiahkan orang-orang yang mengenal Toeti, antara lain sosiolog Arief Budiman, praktisi hukum Adnan Buyung Nasution, profesor filsafat Kees Berten, dan Frans Magnis Suseno. Judul buku diambil dari salah satu puisi Toeti.

Pada malam yang sama, wanita kelahiran Bandung, 27 November 1933 itu meluncurkan buku Pencarian Belum Selesai (fragmen otobiografi) dan A Time, A Season (kumpulan pilihan puisi). Toeti membagi-bagikan ketiga bukunya sebagai cendera mata untuk tamu undangan yang umumnya teman-teman Toeti dari kalangan akademis dari dalam dan luar negeri.

Dalam kesempatan itu diputar rekaman video yang melukiskan kehidupan Toeti, serta komentar dari orang-orang dekatnya. Yang memberikan komentar antara lain bekas Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, pematung Dolorosa Sinaga, aktivis hak asasi manusia Munir, dan bekas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hassan.

Selama ini, Toeti dikenal luas dengan berbagai predikat. Mulai dari pengelola galeri seni, guru besar fisafat, penulis puisi, penulis esai, hingga wanita pengusaha. Keragaman disiplin ilmu yang pernah dituntutnya di masa lalu—pernah mendalami ilmu kedokteran, meloncat ke psikologi, ke filsafat—hingga urusan hak paten yang menuntunnya ke dunia bisnis telah mematangkan Toeti untuk tampil sebagai sosok wanita sukses saat ini.

Di dunia akademis, Toeti bisa disebut telah mencapai puncaknya. Meraih gelar doktor filsafat pada 1979, lalu pada 1994 ia didaulat menjadi guru besar luar biasa di Jurusan Filsafat, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Di samping menjadi Ketua Jurusan Filsafat UI, ia juga pernah menjadi Rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

Kiprah di dunia bisnis diawali jerih payah Toeti selama bertahun-tahun dalam mengurus paten temuan ayahnya, Prof. Dr. Ir. Rooseno Soerjohadikoesoemo, ke Inggris, Amerika Serikat, dan Jepang. Itu pula yang mendorongnya ikut berkiprah di Biro Oktroi Rooseno, perusahaan pertama yang mengurusi hak paten di Indonesia, tempat Toeti menjadi direktur utamanya sejak 1975.

Dari pernikahannya dengan Eddi Noerhadi (almarhum), Toeti dikaruniai tiga putri dan satu putra. Di usianya yang memasuki senja, saat menyambut tamunya pekan lalu, Toeti tetap bugar dan ceria. Di tengah kesibukannya sehari-hari, Toeti pun selalu berupaya berbagi waktu dengan delapan cucunya.


”Saya merasa jadi rakyat nomor dua.”
— Alex Komang, aktor, di Jakarta pada Rabu malam pekan lalu, setelah pemerintah memutuskan tak akan meminta tambahan kuota haji dari Arab Saudi dan menyebabkan dia gagal berangkat ke Mekah tahun depan.

”Ini mau membentuk panti jompo atau mau memberantas korupsi?”
— Amien Sunaryadi, di DPR pada Senin pekan lalu, saat uji kelayakan untuk pencalonannya sebagai pemimpin Komisi Pemberantas Tindak Pidana Korupsi. Amien menyatakan akan mundur jika yang terpilih ada yang berusia di atas 60 tahun. Ia tak jadi mundur setelah mendapat masukan dari sejumlah kalangan.


Tempo Doeloe

22 Desember 1929
Pasukan Uni Soviet meninggalkan Manchuria setelah tercapai gencatan senjata dengan Cina dalam perselisihan mengenai jaringan kereta api. 22 Desember 1972
Gempa bumi berkekuatan 6,25 skala Richter mengguncang Managua, Nikaragua, dan lebih dari 12 ribu orang tewas. Presiden Somoza belakangan diduga menilap jutaan dolar bantuan asing.

23 Desember 1688
Raja James II dari Inggris melarikan diri ke Prancis.

23 Desember 1919
Inggris menyusun konstitusi baru bagi India.

24 Desember 1818
Lagu Silent Night (Malam Kudus) digubah oleh Franz Joseph Gruber.

24 Desember 1906
Dokter Reginald A. Fessenden dari Kanada menjadi orang pertama yang menyiarkan program musik di radio, dari Brant Rock, Massachusetts.

24 Desember 1936
Pengobatan dengan isotop radioaktif untuk pertama kalinya dilakukan di Berkeley, California.

25 Desember 336
Perayaan Natal pertama yang tercatat dalam sejarah berlangsung di Roma. Sejak hari ini, tanggal 25 Desember ditetapkan dalam Liturgi Gereja Roma sebagai hari lahir Yesus.

25 Desember 1915
Di medan perang dekat Laventie, tentara Prancis, Inggris, dan Jerman saling bertukar ucapan selamat, rokok, dan bermain bola.

26 Desember 1941
Winston Churchill menjadi Perdana Menteri Inggris pertama yang berpidato dalam sidang Kongres Amerika Serikat.

27 Desember 1945
Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank untuk Rekonstruksi dan Pembangunan dibentuk.

28 Desember 1908
Sebanyak 80 ribu orang tewas akibat gempa bumi di Messina, Sisilia. Pemerintah Italia menyewa sejumlah kapal uap untuk mengungsikan orang-orang yang selamat ke Amerika.

28 Desember 1973
Alexander Solzhenitsyn menerbitkan Gulag Archipelago, sebuah pendedahan mengenai sistem penjara di Soviet.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus