Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

Uang Palsu Itu

9 Februari 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepanjang akhir tahun lalu hingga awal tahun ini, polisi terus mengungkap pelaku pengedar dan pembuat uang palsu. Nilainya pun jumbo. Yang terakhir di Jember, Jawa Timur. Polisi mengungkap pembuatan uang palsu senilai Rp 12,2 miliar. Tak hanya mendapati duit rupiah, polisi juga menemukan pelat pembuatan uang palsu ringgit Malaysia. Karena itu, polisi menduga sindikat ini punya akses internasional.

Kasus peredaran uang palsu sebenarnya masalah lawas. Majalah Tempo edisi 4 Desember 1976 melaporkan ihwal temuan uang palsu di beberapa wilayah di Sumatera. Peredaran uang palsu ini, kala itu, dicurigai membonceng masalah subversi.

Cukup alasan bagi para pedagang di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, bila sejak akhir September tahun itu ragu-ragu bila menerima uang Rp 1.000 seri Sudirman. Tak sedikit pedagang yang telah membuktikan ada beberapa lembar di antara alat pembayaran itu yang diragukan. Sebagian pedagang bahkan membawa uang yang dicurigai ke kepolisian setempat untuk diuji keasliannya. "Uang itu diduga keras palsu," ujar Letnan Kolonel A.S. Simanjuntak, Komandan Komres 206 Asahan.

Ciri uang palsu itu antara lain lebih tipis dan licin, gambar Garuda dengan tinta air tidak menonjol, serta tak ada benang pengaman. Beberapa kali operasi penggerebekan tempat yang diduga jadi pusat peredaran uang palsu yang dilakukan kepolisian Asahan belum bisa menggulung orang-orang yang jadi sumber.

Lebih dari itu, Komdak IV Riau tak kalah sibuknya. Pangkal sebabnya uang palsu juga. Pekanbaru, Bengkalis, Dumai, dan Tanjung Pinang kabarnya telah menjadi sasaran peredaran uang palsu itu. Menurut laporan yang sampai ke kepolisian, tak kurang dari Rp 700 ribu uang palsu telah berada di kantong penduduk Riau. Di Bengkalis dan Dumai, beberapa pihak yang dicurigai sebagai pengedarnya telah ditangkap. Tak sedikit di antara mereka itu pedagang-pedagang terkenal di kedua kota ini. Tapi di Tanjung Pinang, seperti diakui Danres 404 Letnan Kolonel Pol Drs Bambang Darundriyo, rupiah palsu itu menyusup "lewat bank-bank pemerintah".

Pihak BRI Tanjung Pinang yang dihubungi Tempo memang tak mengelak pihaknya sudah kebobolan. "Kami diberi tahu oleh Pekanbaru," ujar Drs Yoyok Sunarya, Kepala BRI Tanjung Pinang. Maksudnya, kebobolan banknya oleh rupiah palsu itu pada mulanya tak mereka ketahui, tapi berdasarkan laporan dari Pekanbaru, "Setoran BRI Tanjung Pinang di antaranya terdapat uang palsu," katanya.

Musibah serupa memang menimpa bank-bank lain, cuma jumlahnya sedikit. Anehnya, kasus itu, meski pernah terjadi di Tanjung Pinang, jarang sampai ke tangan polisi. "Sampai saat ini kami belum pernah menangkap langsung pelakunya atau diberi laporan ada kasus rupiah palsu," ujar Drs Bambang Darundriyo.

Sebenarnya bank-bank di Riau sudah sejak beberapa bulan sebelumnya diperingatkan mengenai perkara ini. Sebab, seperti dugaan yang banyak beredar, kasus rupiah palsu ini bukan sekadar ulah sementara spekulan di luar Indonesia untuk menjadikan rupiah gelap ini sebagai jenis bisnis yang ber-"untung" besar, tapi juga membonceng unsur-unsur subversi di belakangnya. Sedangkan pihak lain menyebutnya sebagai "rupiah merah" yang sengaja diusahakan dengan tujuan mengacaukan perekonomian Indonesia. Apalagi belakangan kasus palsu-memalsu, seperti tiket pesawat dan paspor, tampaknya cukup ramai. Tidakkah ini juga mata rantainya?

Sayangnya, menghadapi gejala seperti itu, kalangan awam tak begitu disiapkan untuk bertindak cepat mengenal dan melapor. Kalangan bank sendiri, seperti diakui Kepala BRI Tanjung Pinang, "sampai saat ini tak pernah memperlihatkan yang palsu itu bagaimana". Maka ciri-ciri atau petunjuk lain tentang si palsu tak diperoleh. "Jadi kami pun tak ada pegangan," kata Yoyok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus