Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DENGAN penghuni di siang hari mencapai 18,9 juta orang, DKI Jakarta mesti menghadapi persoalan krusial transportasi. Melimpahnya kendaraan pribadi, baik mobil maupun sepeda motor, menjadikan lalu lintas macet dan polusi asap hal lumrah setiap hari. Harga bahan bakar minyak yang lebih tinggi diharapkan mendorong lebih banyak orang menggunakan angkutan umum, sehingga jumlah kendaraan di jalan berkurang. Masalahnya, masih banyak calon penumpang menganggap angkutan umum tidak senyaman kendaraan pribadi. Belum lagi soal keamanannya. Berikut ini sepintas profil angkutan kota di Jakarta, di luar kereta listrik.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo