Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Anda, apakah jabatan wakil menteri diperlukan?
|
||
Ya | ||
17,83% | 156 | |
Tidak | ||
79,54% | 696 | |
Tidak Tahu | ||
2,63% | 23 | |
Total | 100% | 875 |
PPRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono dua pekan lalu melantik tiga wakil menteri dan sekretaris kabinet, yaitu Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, dan Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Lukita Dinarsyah Tuwo. Namun sejumlah kalangan menilai posisi ini kurang penting.
Direktur Econit Advisory Group Hendri Saparini mengatakan posisi wakil menteri hanya membuat anggaran belanja negara membengkak. Dia berpendapat, ketimbang membentuk jabatan baru, pemerintah sebaiknya memberdayakan dan memperkuat peran pejabat setingkat direktur jenderal dan deputi. ”Wong mereka juga bukan dalam posisi untuk berprestasi,” kata Hendri.
Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ganjar Pranowo, mengatakan jabatan wakil menteri sebenarnya tidak dibutuhkan. ”Peran mereka seperti apa?” ujarnya. Sebagian besar pembaca Tempo Interaktif dalam jajak pendapat pada 7-13 Januari 2010 menilai jabatan wakil menteri tidak diperlukan.
Komentar:
Saya lihat belum ada kepentingan yang perlu-perlu amat sampai harus mengangkat wakil menteri. Hanya menambah banyak biaya untuk menggajinya.
(Morina, Jakarta)
Kebijakan kabinet SBY jilid kedua ini banyak yang ngelantur dan tidak peka lagi terhadap penderitaan rakyat.
(Effendi, Bandung)
Kalau mau dilihat, kerja wakil menteri tuh gak ada. Kan, ada eselon satu dan seterusnya.
(Yanto, Palembang)
Indikator Pekan Ini KERIBUTAN mewarnai sidang Panitia Khusus Hak Angket Bank Century saat 15 mahasiswa Universitas Indonesia tidak dibolehkan masuk ruang rapat Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu pekan lalu. Mereka menuntut penyelesaian kisruh penyelamatan bank ini dengan cermat. Panitia Khusus dianggap tidak berdaya dan hanya bertele-tele. Seorang mahasiswa menganggap Panitia Khusus hanya bersandiwara. Menurut Anda, apakah pemeriksaan Pansus Century berlarut-larut? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com. |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo