Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Dari Redaksi

Wawancara dengan waria

Para reporter berhasil mengorek dari berbagai sumber tentang adanya aids di indonesia. antara lain keluarga korban aids akibat transfusi darah, dari pmi & rscm. gatot t mewawancarai sekelompok waria.(sdr)

5 April 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MULANYA adalah sebuah info: seorang ibu rumah tangga beranak tiga terkena AIDS, dan meninggal dunia. Ketika menerima info itu, kami, mula-mula, ragu juga. Sebab, bukankah AIDS itu penyakit kaum homoseks? Meski info itu tak disertai alamaat korban, kecuali rumah sakit tempat ia dirawat toh kami siapkan juga tim pelacak untuk mengecek kebenaran berita itu. Mereka adalah Amran Nasution, Agus Basri, Ahmed Soeriawidjaja, Bambang Harymurti, dan Gatot Triyanto. Baru setelah beberapa tim tugas, titik-titik terang mulai kelihatan: Agus berhasil mendapatkan alamat korban. Setelah beberapa kali mengontak rumah sakit yang merawat Almarhumah, dan, tentu saja setelah melakukan wawancara dengan pihak yang mengurus korban, diperoleh petunjuk: sang nyonya terseran AIDS melalui transfusi darah -- rupanya darah yang diterimanya berasal dari donor yang menderita AIDS. Ternyata, tak gampang memastikan korban terkena AIDS, dan penyakit itu telah menjalar di Indonesia, karena pejabat yang berwenang mengumumkan adanya wabah ini enggan buka mulut. Menteri Kesehatan Soewardjono Soerjaningrat memang pernah mensinyalir AIDS berjangkit di Bali. Tapi, berita itu dibantah oleh Kanwil Depkes Bali. Adalah Kepala Divisi IV Usaha Transfusi Darah PMI dr. Masri Rustam yang, setelah menerima info dari RSCM, kemudian memberi keterangan kepada Ahmed Soeriawidjaja bahwa AIDS telah menjalar di sini. Penyebabnya ternyata tak cuma karena melakukan hubungan sejenis, tapi juga melalui transfusi darah. Penjelasan tentang telah masuknya AIDS di Indonesia diperkuat pula oleh Direktur RSCM Prof. Roekmono. Dan, adalah RSCM Jakarta, satu-satunya rumah sakit yang mempunyai peralatan pemeriksaan AIDS yang canggih. Penularan melalui transfusi darah seperti dialami sang ibu yang jadi korban pertama, menurut Masri, sebetulnya bisa diatasi kalau PMI punya cukup dana untuk memeriksa darah dari donor secara teliti. Tapi, "Anggaran PMI terbatas sekali," kata Masri. Bagaimana reaksi para waria tentang heboh AIDS ini? Ternyata, mereka tak begitu khawatir. "Kalau sudah syur, lupa semua itu," kelakar Ketua Waria Jakarta Myrna kepada Gatot Triyanto -- yang terakhir ini dijamin lelaki tulen. Dari sejumlah waria Ibu Kota, sejauh ini baru satu yang diperkirakan terkena AIDS. Tapi, korban, yang ditemui Gatot, yakin dirinya tidak terserang AIDS. Laporan Utama mengenai AIDS ini ditulis oleh tim yang terdiri dari penanggung jawab rubrik Kesehatan Marah Sakti, Jim Supangkat, Amran Nasution, dan Surasono. Dan, ini adalah tulisan kami yang ke-12 mengenai AIDS selama tiga tahun terakhir. Untuk melengkapi Laporan Utama kali ini, kami juga menyertakan Kolom yang ditulis oleh Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kartono Mohamad.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus