Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lebaran atau Idul Fitri memang selalu menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh umat Muslim, termasuk di Indonesia. Tradisi mudik lebaran dengan pulang ke kampung halaman untuk merayakan bersama keluarga besar, menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini. Namun, tidak semua perantau memiliki kesempatan untuk mudik setiap tahunnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Walau demikian bagi perantau yang tidak dapat mudik karena masalah finansial sering merencanakan mudik di tahun berikutnya. Namun, beberapa pemerintah daerah dan berbagai instansi seringkali menyediakan program mudik gratis bagi masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Misalnya, Kementerian Perhubungan telah membuka program mudik gratis 2025 yang mencakup moda darat, laut, dan kereta api. Pendaftaran biasanya dibuka beberapa bulan sebelum Lebaran, sehingga perantau dapat mempersiapkan diri untuk mengikuti program tersebut di tahun mendatang.
Walau dengan berbagai alasan karena pekerjaan, finansial, atau situasi lainnya, sebagian masih tetap tidak bisa mudik dan harus merayakan Lebaran di kota rantau. Meski demikian, merayakan Lebaran jauh dari kampung halaman bukan berarti kehilangan makna. Ada berbagai alternatif yang dapat dilakukan untuk mengisi momen spesial ini dengan kebahagiaan dan makna yang mendalam.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa rindu kampung halaman adalah bertemu dengan teman-teman perantau lainnya dan melakukan beberapa kegiatan bersama. Menjalin kebersamaan dengan sesama perantau dapat berupa salat Idul Fitri berjamaah atau sekadar berkumpul dan berbagi cerita untuk menjadi pengobat rindu rumah. Kebersamaan ini tidak hanya mempererat tali silaturahmi, tetapi juga menciptakan keluarga baru di perantauan.
Di beberapa kondisi, jumlah perantau dari kampung halaman yang sama mungkin sulit untuk ditemukan. Anda bisa memilih opsi untuk bergabung dengan komunitas lokal atau organisasi di kota-kota besar yang mengadakan berbagai kegiatan selama bulan Ramadhan dan Lebaran.
Salah satunya adalah ikut melaksanakan kegiatan seperti bazar Ramadhan, lomba keagamaan, atau acara sosial untuk menjadi alternatif untuk merasakan semaraknya Lebaran. Selain itu, terlibat dalam kegiatan sosial seperti bakti sosial atau berbagi dengan kaum dhuafa dapat menambah makna perayaan.
Opsi lainnya bagi orang-orang yang mungkin canggung untuk bersosialisasi dengan orang-orang baru dapat memilih liburan di beberapa destinasi kota-kota besar. Biasanya kota rantau yang umumnya kota-kota besar akan menjadi lebih lengang saat Lebaran karena banyak penduduknya yang mudik.
Ini bisa menjadi kesempatan emas untuk menjelajahi destinasi wisata lokal tanpa keramaian. Mengunjungi tempat-tempat wisata, museum, atau taman kota dapat menjadi alternatif mengisi libur Lebaran. Selain itu, mencoba kuliner khas daerah setempat dapat menambah pengalaman baru yang menyenangkan.
Walau menyibukkan diri, rasa rindu terhadap kampung halaman tetap akan datang saat melihat orang melaksanakan mudik Lebaran. Di era digital ini, jarak bukan lagi menjadi halangan untuk bersilaturahmi. Pemanfaat teknologi seperti video call atau media sosial dapat menjadi solusi untuk tetap terhubung dengan keluarga di kampung halaman.
Mengirim ucapan selamat atau berbagi momen melalui platform digital dapat mengurangi rasa rindu dan tetap menjaga hubungan dengan orang-orang tercinta. Dengan tetap melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat ini, nilai-nilai dalam mudik lebaran masih bisa terlaksana dan dirasakan.
Melynda Dwi Puspita berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: H-5 Idul Fitri: Potensi Titik Macet di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Banten Saat Mudik Lebaran 2025