Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hari ini kita belajar soal kalimat zikir yang sangat ringan diucapkan tetapi banyak dari kita belum sepenuhnya memahami maknanya, yakni subhanallah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Subhanallah ada tambahannya. Sabda Nabi, (kalimat) itu sangat ringan diucapkan, sangat disukai Allah, dan sangat berat dalam timbangan kebaikan. Subhanallah alhamdulillah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mari kita lihat sekarang, apa arti subhanallah. Kita lihat dari segi bahasa dulu. Subhana terambil dari kata sabbaha. Sabbaha itu artinya menjauh. Itu sebabnya orang yang berenang itu dinamai yassbah, karena yang berenang menjauh dari posisi semula.
Ketika kita berkata subhanallah, berarti kita menjauhkan Allah dari segala bentuk keburukan dan kekurangan, sehingga kita berkata Mahasuci Allah. Suci itu benar, indah, dan baik. Jadi, Mahaindah Allah, Mahabaik Allah, tidak ada keburukan sedikit pun dari Allah, Mahabenar Allah, subhanallah Mahasuci Allah. Menjauhkan semua yang buruk, (menjauhkan) semua yang salah. Tidak ada kekurangannya, itu subhanallah.
Al-Quran mengisyaratkan bahwa kata subhanallah diucapkan dalam dua keadaan pokok. Pertama, kalau ada sesuatu yang sangat mengagumkan, subhanallah. Ketika Nabi bermikraj, Allah memulainya subhanal ladzy asra bi ‘abdihi lailan. Kedua, kata subhan itu diucapkan ketika ada sesuatu yang aneh. Tidak benar ketika Nabi Isa ditanya oleh Allah dalam "doa" A anta qulta linnaasi wa itkhizuuny wa ummy ilahaini. Apakah kamu yang memberi tahu manusia, jadikan aku dan ibuku sebagai Tuhan. Subhanaka ya Allah, Mahasuci Engkau, aku tidak bisa.
Nah, jadi, kalau melihat sesuatu yang indah, ucapkanlah subhanallah. Melihat pria yang tampan, subhanallah, ingat Allah. Melihat yang cantik, subhanallah. Kaitkan dengan Allah, karena kalau mengaitkan dengan Allah, Anda terhindar dari keburukan.
Jadi harus diucapkan sesuai pada tempatnya?
Harus diucapkan sesuai pada tempatnya. Jangan sekali-kali beranggapan bahwa ada sesuatu yang buruk dari Tuhan. Ingat waktu kita rukuk, kita mengucapkan "Subhaana rabbiyal ‘adzimi wabihamdi. Subhaana rabbiyal a’la wabihamdi". Karena pujian kita kepada Allah itu belum mencapai apa yang sesungguhnya harus diucapkan, masih kurang, maka (kita ucapkan): Ya Allah, saya mohon maaf ya Allah, Mahasuci Engkau, pujianku ini belum cukup. Begitu juga jangan pernah menisbahkan sesuatu yang buruk kepada Allah. Nabi Ibrahim berkata: Idzaa maridhtu fahuwa yasyfiini. Kalau aku sakit, Dia yang menyembuhkan aku. Kenapa dia tidak berkata bahwa Allah memberikan saya penyakit. Karena bukan dari Allah. Introspeksilah Anda. Allah justru menyembuhkan. Jadi, ada tempat-tempat di mana Anda menyebut nama Allah. Di kamar mandi? Tidak boleh, dong. Bahkan ada ulama berkata, "Kalau ada orang meminta-minta, lantas Anda tidak mau beri, jangan sebut nama Allah ketika itu, karena dia mengharap Anda memberi, padahal Anda tidak memberi."
Jangan membawa-bawa Allah ketika Anda kemudian tidak melakukan apa yang diperintah-Nya?
Jadi, menyucikan Allah, menjauhkan dari-Nya segala keburukan itu arti subhanallah.
Tulisan ini disarikan dari "Shihab n Shihab", tanya-jawab Najwa Shihab dengan M. Quraish Shihab. Video dialog ini bisa disimak di www.narasi.tv.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo