Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam agama Islam dikenal istilah mushaf dan AlQuran. Mengutip sentraquran.co.id, AlQuran merupakan wahyu Allah, sedangkan mushaf adalah salinan fisik AlQuran yang dibuat mesin cetak atau ditulis tangan.
Pada periode awal Islam, Al Quran belum dibukukan secara utuh. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, AlQuran dirawat oleh para sahabat yang memiliki hafalan kuat dan teruji. Para sahabat ini saling menjaga hafalan AlQuran secara utuh.
Baca: AS Sebut Pembakaran Alquran di Swedia Keji dan Menjijikan
Di sisi lain, potongan ayat AlQuran ditulis dalam berbagai media, ada perkamen, lembaran kulit, tablet kayu hingga potongan tulang. Potongan-potongan ayat Alquran yang tidak utuh ini menyebar di masyarakat.
Hal itu membuat pemimpin umat Islam atau khalifah saat itu termotivasi untuk menyusun AlQuran secara utuh dan tertib dalam satu kitab. Tujuannya untuk menjaga keseragaman dan kemurnian wahyu. Sehingga memudahkan orang yang lemah hafalannya dan umat Islam secara umum untuk terus mempelajari wahyu Allah.
Saat Utsman bin Affan menjadi khalifah, Utsman diceritakan memerintahkan untuk menertibkan hingga membakar semua mushaf, kemudian membentuk tim panitia pembukuan Alquran. Dipimpin oleh Zaid bin Tsabit, panitia ini diisi oleh sekelompok sahabat yang paling kuat hafalan dan paling memahami Alquran dengan baik sesuai dengan yang disampaikan Nabi Muhammad.
Setelah mushaf Utsmani terbentuk, khalifah Utsman memintanya untuk diduplikat dan disebarluaskan ke berbagai negara seperti Kufah, Basrah, Suriah, Makkah, Yaman dan Bahrain sedangkan satunya diminta untuk disimpan di Madinah.
Dalam riwayat lain, disebutkan pula mushaf yang belum tersusun utuh atau typo harus disobek - sobek dan ada pula yang mengatakan hanya dihapus tintanya.
Proses turunnya AlQuran memiliki sejarah panjang, dimulai dari turunnya wahyu pada nabi Muhammad SAW, kemudian disebarkan kepada generasi muslim dengan mencatatnya melalui hafalan dan tulisan.
Proses pembukuan AlQuran ini dirasa perlu karena mulai banyak penghafal AlQuran yang telah wafat. Alhasil khalifah mengusulkan untuk membukukan AlQuran.
Proses pembukuan itu berlangsung hingga masa Khalifah Utsman. Sehingga dikenal istilah Mushaf Utsmani. Ciri - ciri dari mushaf Utsmani adalah susunannya seperti yang banyak beredar saat ini.
MELINDA KUSUMA NINGRUM
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini