Ada kabar gembira dari dunia kesehatan. Pekan lalu, Dr. Ajit Lalvani dari Universitas Oxford, Inggris, mengumumkan penemuan metode pelacakan tuberkulosis (TBC) baru yang lebih cepat. Dengan metode yang disebut sebagai Tes Elipsot itu, pelacakan hanya membutuhkan waktu sekitar 130 jam. Selama ini, dengan metode "tes kulit", yang telah digunakan selama 100 tahun, hasil tes baru diketahui paling cepat selama 170 jam.
Selain lebih cepat, akurasi Tes Elipsot juga jauh lebih tinggi. Ajit Lalvani melakukan uji klinis pada 535 siswa sebuah sekolah yang terkena wabah TBC di Inggris. Dengan metode tes kulit, disimpulkan 121 orang terkena TBC. Padahal, dengan Tes Elipsot, yang teridentifikasi hanya 26 orang. "Tes kulit menghasilkan 'positif palsu' yang sangat tinggi," ujar Lalvani.
Tes Elipsot menggunakan sampel darah seseorang, teknik yang belum pernah digunakan dalam uji TBC—penyakit yang tiap tahun merenggut 3 juta jiwa di seluruh dunia. Dengan mikroskop elektron, jumlah sel "T" dalam darah—indikator adanya infeksi TBC—akan dihitung secara saksama. Bila jumlahnya melewati ambang maksimal, seseorang dipastikan terkena TBC.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini