Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kapal selam USS Grunion yang karam 80 tahun lalu, berhasil ditemukan oleh sekelompok peneliti bernama The Lost 52 Project di lepas pantai Kepulauan Aleutian, Alaska. Setelah bertahun-tahun melakukan pencarian akhirnya mereka berhasil menemukan haluan USS Grunion pada kedalaman 820 meter dari permukaan laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kendaraan bawah air otonom (AUVs) dan teknologi pencitraan fotogrametri digunakan untuk mengambil gambar 3 dimensi kapal dari bawah air. "Ini merupakan teknologi dokumentasi mutakhir yang berguna untuk penemuan benda bersejarah di bawah laut. Para arkeolog dan sejarawan sekarang dapat menghabiskan waktu berbulan-bulan di rumah untuk melakukan penelitian secara rinci," ujar Tim Taylor dari Lost 52 Project.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Oktober 2018, The Lost 52 Project mencari haluan kapal yang hilang di pesisir pulau Aleutian dan menemukan benda itu berada di bawah tanggul gunung berapi yang curam, sekitar 400 meter dari puing-puing utama, menurut pernyataan Taylor kepada CNN.
Saat masih beroperasi kapal selam ini membantu pasukan sekutu untuk melakukan perjalanan yang lebih cepat di bawah komando Letnan Mannert Abele pada 11 April 1942. Ketika kapal sedang melakukan perjalanan dari Karibia menuju pos pertamanya di Pearl Harbor, mereka berhasil menyelamatkan 16 orang dari kapal USAT (Tranportasi Angkatan Darat AS) Jack, yang ditorpedo oleh kapal Jerman.
Keluarga Letnan Cmdr. Mannert Abele, komandan kapal USS Grunion, yang tenggelam di Alaska pada 1942. (lost52project.org)
USS Grunion merupakan kapal patroli perang pertama AS sekaligus yang terakhir. Pada Juni 1942, kapal ini sempat dikirim ke Kepulauan Aleutian untuk menenggelamkan dua kapal patroli Jepang. Namun saat hendak pulang ke Dutch Harbor, Alaska pada 30 Juli 1942, kapal tak pernah sampai bersama 70 orang awaknya. Hingga pada 5 Oktober 1942 kapal ini pun dinyatakan hilang.
Misteri hilangnya USS Grunion mendorong ketiga putra dari Letnan Cmdr. Mannert Abele, yakni Bruce, Brad, dan John Abele untuk melakukan pencarian kapal ayah mereka yang bermula pada tahun 2006 berkat masukan dari pria Jepang bernama Yutaka iwasaki dan bantuan dari Naval History and Heritage Command, seperti yang tertulis pada laman resmi Lost 52 Project.
Bruce, Brad, dan John Abele, anak Letnan Cmdr. Mannert Abele, komandan kapal selam AS USS Grunion yang tenggelam di Alaska pada 1942. (lost52project.org)
Tiga bersaudara ini kemudian mendaftarkan diri ke layanan Williamson & Associates, yaitu sebuah perusahaan geofisika kelautan dan teknik kelautan, serta penyedia sistem sonar yang dapat memuat gambar dari dasar laut. Lembaga ini yang membantu mereka menemukan kapal selam itu.
"Misi kami di Naval History and Heritage Command adalah untuk mengenang jasa para pelaut kami untuk selalu dihormati dan dihargai," ucap Robert Neyland, kepala arkeologi bawah laut History and Heritage Command.
Berita lain terkait kapal selam, bisa Anda simak di Tempo.co.
LIVE SCIENCE | THE LOST 52 PROJECT | MILITARY | CAECILIA EERSTA