Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Badai Matahari Langka Akan Melanda Amerika, Picu Aurora Borealis

Peristiwa badai matahari yang paling terkenal dinamakan Carrington Event pada tahun 1859, di mana ledakan tersebut mengacaukan sinyal morse.

26 Maret 2019 | 09.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Akhir pekan ini, badai matahari yang muncul pekan ini akan melanda Amerika, menyebabkan aurora borealis akan terlihat di Minnesota, Montana, Michigan, dan New York, menurut Geophysical Aurora Forecast Institute University of AlaskaFairbanks, Sabtu, 23 Maret 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wilayah lain nampaknya juga akan mengalami hal serupa. Wilayah Wyoming, Nebraska, dan Indiana juga kemungkinan mengalami ini, bahkan Annapolis dan Maryland dilalui cahaya tersebut.

Fenomena ini sangatlah menarik, setiap sebelas tahun sekali. Ledakan yang terjadi pada Rabu lalu merupakan ledakan yang cukup mengganggu walau hanya 11 tahun sekali.

Peristiwa badai matahari yang paling terkenal dinamakan Carrington Event terjadi pada tahun 1859, di mana ledakan tersebut mengacaukan sinyal morse.

Peristiwa serupa pernah terjadi pada acara Halloween 2003, saat lidah api menghantam sebuah satelit, menyebabkan seluruh wilayah Amerika dan Ontario mati listrik. Enam belas tahun lalu, badai matahari juga memadamkan seluruh wilayah Quebec.

Biasanya, aurora ditemukan pada lintang utara melewati Alaska, Kanada, dan Negara Skandinavia (Norwegia, Swedia, dan Denmark). Seiring dengan badai matahari yang terjadi minggu lalu, aurora dapat dilihat di Amerika.

Aurora, pada dasarnya adalah lidah matahari yang menyentuh bumi. Ketika menabrak atmosfer bumi, lidah tersebut membentuk barisan cahaya berwarna. Biasanya aurora berwarna hijau, tapi bisa saja berwarna biru, atau merah keunguan. Hal ini dipengaruhi partikel gas yang dibawa dan yang ditabrak. Aurora yang tampak lima hari lalu, dimungkinkan oleh pijaran matahari berlebih, sehingga bisa terlihat di Amerika.

Hari Sabtu lalu, Pusat Prakiraan Cuaca Semesta mendeteksi “gelombang magnetik menengah”, yang mempengaruhi cahaya utara lebih intensif. Bedasarkan materi yang menabrak medan magnet bumi, diperkirakan cahaya itu bisa lebih terang, seperti yang ditemukan di Iowa dan Colorado. Namun, masih ada kemungkinan badai matahari tersebut tidak melanda semua wilayah.

PANJI MOULANA | VOX | CNET

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus