Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Baterai Hibrid Generasi Baru

19 Maret 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah tiga tahun meneliti tanpa henti, Jan Human, seorang imuwan asal Afrika Selatan, mengumumkan hasil penemuan terbarunya pekan lalu: baterai hibrid generasi baru.

Baterai hibrid merupakan sumber tenaga yang bisa diisi ulang dengan memanfaatkan panas matahari dan angin. Human mengklaim baterainya lebih baik dibanding baterai hibrid biasa, karena mampu menghemat 27 persen tenaga.

Kelebihan lainnya, baterai Human bisa diisi ulang sambil dipergunakan. Biasanya baterai akan menolak pengisian ulang ketika tenaganya tengah dipakai. ”Ini konsep baru,” kata Gerhard Eberson, profesor Fakultas Teknik Universitas Pretoria, Afrika Selatan.

Baterai baru ini bisa dibuat dalam berbagai ukuran. Bisa pula digunakan untuk telepon genggam, mobil, kebutuhan rumah tangga, hingga industri. Human telah menjajal satu set baterai yang terdiri dari 18 baterai. Tanpa isi ulang, set bate-rai itu mampu menerangi rumah serta menghidupkan semua peralatan rumah tangganya selama sepekan.

Sistem Tenaga Hibrid

Listrik tenaga hibrid merupakan teknologi yang amat ramah lingkungan karena hampir tanpa emisi karbon. Untuk menjaga kelanjutan suplai tenaga, dua sumber alam yang terbarukan, yaitu angin dan panas matahari, menjadi andalan. Penangkap panas matahari dan turbin kincir bergantian—sesuai dengan kondisi cuaca—mengisi baterai. Keterlibatan bahan bakar fosil memang masih diperlukan. Tapi ini sekadar untuk berjaga-jaga bila tak ada angin atau cahaya matahari.

Serbuk Jahe untuk Ayam Potong

Jahe ternyata bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas daging ayam potong. Penelitian Hervinawati W. Limbe, mahasiswi Jurusan Kimia Universitas Negeri Manado, Sulawesi Utara, membuktikan pemberian suplemen jahe bisa mengurangi kadar lemak abdomen pada daging. ”Lemak berkurang secara signifikan,” kata Hervina kepada Tempo pada pekan lalu.

Mahasiswi ini menjelaskan, pemberian suplemen jahe tersebut caranya amat sederhana. Mula-mula jahe, yang memiliki nama latin Zingiber officinale, dikeringkan kemudian serbuknya dicampur air minum ayam. Seperempat sampai setengah gram serbuk jahe dicampurkan ke satu liter air. Lalu minumkan cairan ini ke ayam sejak unggas itu berusia dua pekan. ”Jika takaran jahe mencapai satu gram, pertumbuhan ayam akan terganggu,” ujarnya.

Sampai saat ini penelitian masih dilakukan untuk mengetahui apa yang membuat jahe bisa mengurangi lemak. Dugaan sementara, bumbu dapur ini berfungsi sebagai antikolesterol. Hervinawati menjamin hasil penelitiannya itu sudah bisa dipakai oleh peternak, walau prosesnya belum selesai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus