Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi riset antariksa Eropa atau European Southern Observatory (ESO) mengungkap berat galaksi Bima Sakti yang bervariasi, mulai dari sekitar 500 miliar hingga 3 triliun kali massa Matahari. Namun, jumlah tersebut sulit untuk dijabarkan, karena 85 persen massa galaksi terdiri dari materi gelap, benda misterius yang tidak menyerap atau memancarkan cahaya.
Baca: Inilah NGC 1052-DF2, Galaksi Hantu yang Bikin Bingung Ilmuwan
Baca: Teleskop Antariksa Hubble Menangkap Gambar Dua Galaksi Menyatu
Baca: Bakal Bertabrakan, Ini Ukuran Galaksi Bima Sakti dan Andromeda
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami tidak bisa mendeteksi materi gelap secara langsung, itulah yang menyebabkan ketidakpastian saat ini dalam massa Bima Sakti. Anda tidak dapat mengukur secara akurat apa yang tidak dapat Anda lihat," ujar peneliti dari ESO di Garching, Jerman Laura Watkins, seperti dilansir laman space.co, Ahad, 10 Maret 2019.
Namun, Watkins dan rekan-rekannya menemukan solusi, yang mereka laporkan dalam sebuah studi baru. Mereka mengukur kecepatan kluster globular, gumpalan bintang yang mengorbit piringan spiral Bima Sakti yang masih menjadi bagian dari galaksi.
"Semakin besar sebuah galaksi, semakin cepat gugusannya bergerak di bawah tarikan gravitasinya," kata rekan penulis studi N. Wyn Evans, dari University of Cambridge di Inggris. "Sebagian besar pengukuran sebelumnya telah menemukan kecepatan di mana sebuah cluster mendekati atau surut dari Bumi, yaitu kecepatan di sepanjang garis pandang kami."
Angka itu adalah 1,5 triliun massa Matahari (spesifiknya 129.000 tahun cahaya dari pusat galaksi). Angka itu tepat di tengah kisaran yang digambarkan oleh penelitian sebelumnya. Tim mengandalkan pengamatan oleh dua alat astronomi yang paling kuat, Hubble Space Telescope NASA dan pesawat ruang angkasa Gaia Eropa.
Gaia, yang diluncurkan pada Desember 2013, secara tepat mengukur posisi dan gerakan ratusan juta obyek, membantu para peneliti membuat peta 3D paling detail dari Bima Sakti yang pernah dibuat. "Kami juga bisa mengukur gerakan menyamping dari kelompok, dari mana total kecepatan, dan akibatnya massa galaksi dapat dihitung," tutur Evan.
Tim telah mempelajari gerakan 46 gugus bola, 34 di antaranya diamati Gaia dan 12 diukur Hubble. Yang paling jauh dari rumpun bintang ini terletak sekitar 129.000 tahun cahaya dari Bumi. Untuk perspektif, piringan Bima Sakti memiliki lebar sekitar 100.000 tahun cahaya.
Watkins adalah penulis utama studi baru yang telah diterima untuk dipublikasikan di Astrophysical Journal dan bisa diakses secara gratis di situs pracetak online arXiv.org .
Simak kabar terbaru tentang galaksi Bima Sakti hanya di kanal Tekno Tempo.co
SPACE.COM | ASTROPHYSICAL JOURNAL | ARXIV.ORG
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini