Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Bubble Universe, Pandangan yang Muncul dari Konsep Dunia Paralel

Konsep dunia paralel atau multiverse memandang adanya alam semesta lain

7 Februari 2022 | 20.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Konsep dunia paralel atau multiverse memandang adanya alam semesta lain. Dunia paralel pun makin diperbincangkan, antara lain karena pengaruh film bertema fiksi ilmiah (science fiction). Walaupun begitu, konsep dunia paralel juga menjadi kajian para ilmuwan. Sebab itulah muncul berbagai pemikiran tentang dunia paralel, salah satunya bubble universe.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bubble universe merupakan gagasan yang menggambarkan alam semesta memiliki banyak versi yang terpisah dalam berbagai gelembung. Adapun gelembung yang mengambang ini menampung triliunan galaksi. Kemunculan gagasan tentang bubble universe merupakan jalan tengah antara teori dawai (string theory) dan realitas energi gelap, seperti dikutip dari Live Science.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Munculnya gagasan multiverse karena alam semesta yang sangat luas. Para ilmuwan memperkirakan, diameter alam semesta mencapai 7 miliar tahun cahaya. Tapi, pandangan mengena multiverse tetap yang paling menimbulkan perdebatan dalam sains.

Mengutip Magzter, bubble universe muncul dari sifat kemerosotan (inflasi) jagat raya (kosmos). Pandangan itu mengenai alam semesta yang mengembang per sekian detik setelah ledakan dahsyat pembentukan jagat raya (big bang). Skenario konsep dunia paralel, beberapa bagian ruang waktu berkembang lebih cepat daripada yang lain. Setelah itu muncul gelembung ruang waktu yang berbeda pula.

Proses inflasi kosmos akibat big bang telah meyakinkan beberapa peneliti, bahwa memungkinkan ada dunia paralel itu. Ahli fisika dari Tufts University Alexander Vilenkin menjelaskan, inflasi tidak berakhir pada waktu yang sama. Ketika inflasi kosmos berakhir di tempat tertentu, gelembung alam semesta baru terbentuk, menurut Vilenkin dalam tulisannya di Scientific American pada 2011, dikutip dari Space.

Vilenkin menjelaskan, bubble universe tidak dapat saling bertemu karena terus mengembang tanpa batas. Sebab alam semesta gelembung ini saling menjauhi lebih cepat dari kecepatan cahaya.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus