Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Khairul Hamim, siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Mataram, Nusa Tenggara Barat, berharap bisa berkuliah di Universitas Al-Qarawiyyin, perguruan tertinggi tertua di Maroko. Satu langkah sudah dibuatnya yakni lolos di antara 30 lulusan terbaik penerima beasiswa kuliah di Maroko dari Kementerian Agama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Khairul beralasan, perguruan tinggi itu unik karena dibangun oleh seorang wanita yang dinilainya hebat; Fatima al-Fihria. Alasan lainnya, dia sangat mengidolakan sosok ibunya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau bisa, saya akan memilih Universitas Al-Qarawiyyin dan akan mengambil Jurusan Dirasah Islamiyah fokus Studi Fiqh wa Ushul," katanya seperti dikutip dari situsweb Kementerian Agama. Artikel tentang Khairul dimuat di sana pada Sabtu, 2 Juli 2022.
Pemuda kelahiran 2003 ini mengukir banyak prestasi selama duduk di bangku MAN 2 Mataram. Dia, antara lain, menjadi juara 1 Lomba Esai tingkat Nasional di Malang yang diselenggarakan Pondok Pesantren Thursina. Khairul juga juara 1 Lomba Esai Tingkat Nasional yang diselenggarakan Pondok Pesantren Terpadu Al-Kahfi Bogor Provinsi Jawa Barat, juara 3 Lomba Puisi Tingkat Nasional Generasi Emas (Germas) Kepulauan Riau.
Di tingkat provinsi, Mim, sapaannya, pernah menjadi juara 2 Lomba Cerdas-Cermat Islam (CCI) dan Debat yang diselenggarakan oleh SMAN 1 Mataram dan juara 2 CCI yang diselenggarakan oleh MAN 1 Mataram. Hamim juga berprestasi pada sejumlah ajang yang diselenggarakan Kementerian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia--kini menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Perguruan Tinggi di Indonesia.
Khairul Hamim juga menjadi salah satu Duta Harmoni perwakilan NTB yang terpilih dari 700 madrasah di tanah air dan melaju ke Grand Final. Ajang ini digelar oleh Kementerian Agama beberapa waktu lalu. Dia juga meraih beasiswa Eduvex atau beasiswa BJ Habibie.
Khairul Hamim, siswa MAN 2 Mataram penerima beasiswa Maroko.
Untuk beasiswa kuliah di Maroko yang baru dipastikan diraihnya, Mim bercerita harus bersaing di antara 2.105 pendaftar. Proses seleksinya dibagi menjadi tiga tahapan. Pertama, seleksi berkas. Dari total pendaftar, ada 1.446 calon mahasiswa yang dinyatakan lolos dan berhak mengikuti tahap berikutnya. Kedua, Test CBT (Computer Based Test) secara online.
“Soal- soal CBT terdiri dari mufradat, tarakib, dan qira'ah sebanyak 50 soal. Sejumlah 264 orang calon Masiko (Mahasiswa Maroko) lolos ke tahap berikutnya, yakni seleksi wawancara,” katanya. Tes wawancara, dia menambahkan, "Untuk mencari 30 lulusan terbaik yang berhak menerima beasiswa ini.”
Khairul Hamim diumumkan lolos seleksi. Dia menjadi salah satu dari dua wakil NTB yang menerima beasiswa kuliah di Maroko.