Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - BMKG mencatat peningkatan signifikan pada Indeks Cold Surge (Seruak Dingin) dalam beberapa hari terakhir ini. Angin Seruak Dingin ini yang biasanya berada di balik kejadian hujan dinihari di Jakarta dan sekitarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seruak Dingin tersebut adalah aliran udara dingin dari Siberia menuju wilayah Indonesia sehingga menguatkan angin Monsun Asia. BMKG memprediksi peningkatannya yang signifikan bakal memicu potensi hujan lebat dalam sepekan ke depan, terutama di wilayah Barat dan Selatan Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Cold Surge meningkat menjelang Natal 2024, waspada potensi cuaca ekstrem," bunyi prospek cuaca mingguan yang dibuat BMKG untuk periode 20-26 Desember 2024.
Selain itu, BMKG mengatakan bahwa gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial dan Kelvin masih aktif. Keduanya memperbesar peluang terbentuknya awan hujan di wilayah Tengah dan Timur Indonesia. Kehadiran La Niña dalam intensitas lemah juga turut memperkuat
potensi cuaca ekstrem di Tanah Air pada periode yang sama.
BMKG mengungkap pula adanya potensi terbentuknya bibit siklon tropis di perairan timur Filipina bagian selatan. Menurutnya, potensi ini juga menjadi perhatian karena dapat mempengaruhi pola angin dan distribusi hujan di sekitar Indonesia.
Bibit siklon tropis 98W dan 99W dekat Borneo dan Filipina bagian selatan pada Sabtu malam, 21 Desember 2024. BRIN
Kombinasi dari fenomena dinamika atmosfer di atas disebutkan menciptakan kondisi atmosfer yang mendukung terjadinya hujan lebat, angin kencang, dan potensi banjir di beberapa wilayah. BMKG menunjuk seperti Sumatera bagian utara, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Terpisah, peneliti klimatologi di BRIN, Erma Yulihastin, mengatakan bibit siklon telah tumbuh di Laut Cina Selatan dekat Borneo (98W) dan Filipina bagian selatan (99W) Perkembangan terbaru yang disampaikannya pada Sabtu malam adalah keduanya siap bergabung.
Dampak dari merger dua bibit siklon itu, menurut Erma, adalah hujan deras yang persisten dan angin kencang di wilayah Kalimantan Utara juga Kalimantan Timur yang cukup luas.