Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Diilhami angin laut

Joselano dari calepan, filipina, menciptakan sistim penyejuk udara tanpa motor compresor. dikembangkan dengan meniru sistem penyejukan udara oleh angin laut.

22 Oktober 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SISTIM penyejuk udara (air-conditioner) baru - tanpa motor kompresor dan aliran gas freon - telah diciptakn di Pilipina. Penciptanya ir. Jose Lano, anak seorang nelayan Desa Calapan, Pulau Mindoro Selatan, 150 km di selatan Manila. Dia mengembangkan sistim itu sejak 1973, ketika masih menjadi ofsir armada niaga. Selama bertugas di laut, berminggu-minggu lamanya suka melamun di geladak kapal: memikirkan cara meniru sistim penyejukan udara oleh angin laut yang sepoi-sepoi basah itu. Prinsipnya sederhana saja. Sebagai medium pendingin, Lano tak menggunakan gas freon yang mahal. Cukup dengan tirai atau dinding yang terus dibasahi air sebanyak 25 - 50 liter (5 - 10 galon), yang dapat digunakan berulang kali. Karena air tersedot dengan sendirinya ke bagian atas tirai itu berdasar prinsip pipa kapiler, alat pendingin itu tak membutuhkan pompa kompresor seperti dalam AC pabrik - yang mendorong gas freon melalui jaringan pipa pengambil dan pelepas panas. Satu-satunya alat modern yang digunakan Jose Lano adalah kipas angin listrik -- yang menyedot udara panas dalam ruang tertutup untuk didinginkan melalui tabir nan lembab itu. Karena tak menggunakan motor kompresor, Lano optimis bahwa AC bikinannya hanya akan makan listrik 1/10 dari yang digunakan AC gas freon. Atau kurang lebih 2 sampai 6 centalos (kirakira Rp 100 - 300) per jam. Begitu berita terlambat sampai dari buletin Philippines News Agency (The PNA Reort), 12 Maret lalu. Memang cukup revolusioner. Sebab selama ini, konsumsi listrik di kota-kota besar sebenarnya hanya untuk air-conditioning. Satu alat penyejuk udara berkekuatan 1 Tenaga Kuda saja, untuk start mengkonsumir daya 1000 wat, dan setelah jalan sekitar 500 wat. Dengan banyaknya gedung bertingkat yang konstruksinya seperti kotak korek bersusun, yang setiap ruangannya praktis terisolir dari dunia luar sehingga aliran udaranya harus digenjot dan didinginkan oleh AC sentral berkekuatan beberapa TK, bayangkan saja berapa besar listrik dipakai. Apalagi kalau pemakaian udara di tiap ruang an tidap optimal: di berb agai ruangan yang sama dalam hal jatah kekuatan dan konsumsi listrik untuk AC nya, jumlah manusia yang menghirup udara yang sudah disesuaikan suhu dan kelembabannya tak sama. Kendati demikian, AC Jose Lano juga banyak keterbatasannya. Sebab: pengaturan temperatur udara sesungguhnya hanyalah salah satu fungsi saja dari AC modern. Fungsi lain yang tak kalah pentingnya adalah pengaturan kelembaban udara. Malah fungsi inilah yang mendorong diciptakannya AC pertama di kilang kapas AS oleh Stewart W. Camer dan Willis H. Carrier (1906). Salnya, dulu: uara yang terlalu kering mudah sekali mematahkan serat-serat kapas yang mau dipintal jadi benang. Baru pada tahun 1922 gedung bioskop yang pertama di AS dipasangi alat penyejuk udara. Sedang di tahun 1930 gerbong kereta api pertama dipasangi alat AC kecil, perintis AC yang populer di rumah-rumah gedongan dewasa ini. Bahkan, AC juga mengatur aliran udara dalam gedung-gedung bertingkat. Tambahan tugas lagi: AC menyaring debu, bakteri dan bebauan. Nah, apakah semua tugas itu juga dapat dijalankan oleh AC Filipino? Paling banter, seperti dilaporkan dalam buletin PNA itu: alat itu dapat mengharumkan udara - dengan jalan memercikkan parfum ke air pendinginnya. Usaha Lano ini menunjukkan bagaimana ia tak mau tergantung pada teknologi modern yang boros enerji. Patut dipuji. Mungkin, jalan keluar dari kegerahan manusia akibat terkungkung dalam penjara-penjara beton bertingkat di kota-kota besar harus lebih radikal lagi. Misalnya, pemencaran populasi manusia secara lebih merata ke gedung-gedung sedang, yang masih lebih bersih udaranya -- di gunung, di pantai, atau di hutan. Tapi usaha itu pasti akan diblokir oleh perencana kota-kota metropolitan yang seolah-olah sudah bersekongkol dengan pemborong gedung bertingkat serta fabrikan semen, baja kerangka dan beton bertulang. Karena itu, AC sederhana yang mungkin lebih ekologis adalah: pemeliharaan ikan akuarium dan tanaman berdaun lebat dalam ruangan. Plus arsitektur modern -- yang justru tidak terlalu mengisolir penghuni ruangan dari udara dan sinar surya. Sebab jangan lupa: penjara beton bertulang itulah yang sangat boros listrik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus