SISTIM penyejuk udara (air-conditioner) baru - tanpa motor
kompresor dan aliran gas freon - telah diciptakn di Pilipina.
Penciptanya ir. Jose Lano, anak seorang nelayan Desa Calapan,
Pulau Mindoro Selatan, 150 km di selatan Manila. Dia
mengembangkan sistim itu sejak 1973, ketika masih menjadi ofsir
armada niaga. Selama bertugas di laut, berminggu-minggu
lamanya suka melamun di geladak kapal: memikirkan cara meniru
sistim penyejukan udara oleh angin laut yang sepoi-sepoi basah
itu.
Prinsipnya sederhana saja. Sebagai medium pendingin, Lano tak
menggunakan gas freon yang mahal. Cukup dengan tirai atau
dinding yang terus dibasahi air sebanyak 25 - 50 liter (5 - 10
galon), yang dapat digunakan berulang kali. Karena air tersedot
dengan sendirinya ke bagian atas tirai itu berdasar prinsip pipa
kapiler, alat pendingin itu tak membutuhkan pompa kompresor
seperti dalam AC pabrik - yang mendorong gas freon melalui
jaringan pipa pengambil dan pelepas panas. Satu-satunya alat
modern yang digunakan Jose Lano adalah kipas angin listrik --
yang menyedot udara panas dalam ruang tertutup untuk didinginkan
melalui tabir nan lembab itu.
Karena tak menggunakan motor kompresor, Lano optimis bahwa AC
bikinannya hanya akan makan listrik 1/10 dari yang digunakan AC
gas freon. Atau kurang lebih 2 sampai 6 centalos (kirakira Rp
100 - 300) per jam. Begitu berita terlambat sampai dari buletin
Philippines News Agency (The PNA Reort), 12 Maret lalu.
Memang cukup revolusioner. Sebab selama ini, konsumsi listrik di
kota-kota besar sebenarnya hanya untuk air-conditioning. Satu
alat penyejuk udara berkekuatan 1 Tenaga Kuda saja, untuk start
mengkonsumir daya 1000 wat, dan setelah jalan sekitar 500 wat.
Dengan banyaknya gedung bertingkat yang konstruksinya seperti
kotak korek bersusun, yang setiap ruangannya praktis terisolir
dari dunia luar sehingga aliran udaranya harus digenjot dan
didinginkan oleh AC sentral berkekuatan beberapa TK, bayangkan
saja berapa besar listrik dipakai.
Apalagi kalau pemakaian udara di tiap ruang an tidap optimal: di
berb agai ruangan yang sama dalam hal jatah kekuatan dan
konsumsi listrik untuk AC nya, jumlah manusia yang menghirup
udara yang sudah disesuaikan suhu dan kelembabannya tak sama.
Kendati demikian, AC Jose Lano juga banyak keterbatasannya.
Sebab: pengaturan temperatur udara sesungguhnya hanyalah salah
satu fungsi saja dari AC modern. Fungsi lain yang tak kalah
pentingnya adalah pengaturan kelembaban udara. Malah fungsi
inilah yang mendorong diciptakannya AC pertama di kilang
kapas AS oleh Stewart W. Camer dan Willis H. Carrier (1906).
Salnya, dulu: uara yang terlalu kering mudah sekali mematahkan
serat-serat kapas yang mau dipintal jadi benang. Baru pada tahun
1922 gedung bioskop yang pertama di AS dipasangi alat penyejuk
udara. Sedang di tahun 1930 gerbong kereta api pertama dipasangi
alat AC kecil, perintis AC yang populer di rumah-rumah gedongan
dewasa ini.
Bahkan, AC juga mengatur aliran udara dalam gedung-gedung
bertingkat. Tambahan tugas lagi: AC menyaring debu, bakteri dan
bebauan. Nah, apakah semua tugas itu juga dapat dijalankan oleh
AC Filipino? Paling banter, seperti dilaporkan dalam buletin PNA
itu: alat itu dapat mengharumkan udara - dengan jalan
memercikkan parfum ke air pendinginnya.
Usaha Lano ini menunjukkan bagaimana ia tak mau tergantung pada
teknologi modern yang boros enerji. Patut dipuji. Mungkin, jalan
keluar dari kegerahan manusia akibat terkungkung dalam
penjara-penjara beton bertingkat di kota-kota besar harus lebih
radikal lagi. Misalnya, pemencaran populasi manusia secara lebih
merata ke gedung-gedung sedang, yang masih lebih bersih udaranya
-- di gunung, di pantai, atau di hutan. Tapi usaha itu pasti
akan diblokir oleh perencana kota-kota metropolitan yang
seolah-olah sudah bersekongkol dengan pemborong gedung
bertingkat serta fabrikan semen, baja kerangka dan beton
bertulang.
Karena itu, AC sederhana yang mungkin lebih ekologis adalah:
pemeliharaan ikan akuarium dan tanaman berdaun lebat dalam
ruangan. Plus arsitektur modern -- yang justru tidak terlalu
mengisolir penghuni ruangan dari udara dan sinar surya. Sebab
jangan lupa: penjara beton bertulang itulah yang sangat boros
listrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini