Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jenis baru virus Covid-19 yang menyebar dari Inggris telah ditemukan sampai pula di Indonesia. Varian B.1.1.7 dari SARS-CoV-2 ini adalah satu dari beberapa mutasi virus corona penyebab Covid-19 yang sedang meresahkan dunia. Sebabnya, sebagian besar vaksin yang telah digunakan saat ini dikembangkan sebelum mutasi tersebut ditemukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut ini lima fakta dan ciri dari jenis baru virus Covid-19 ini berdasarkan temuan-temuannya yang telah dipublikasikan yang pantas menjadi perhatian pemerintah Indonesia,
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Awal penemuan
Varian ini pertama kali di-sekuensing di Inggris pada akhir September lalu. Terungkap, varian baru ini memiliki 17 mutasi sekaligus yang mungkin berpengaruh terhadap bentuk virus ini, termasuk protein pakunya--bagian yang digunakan virus untuk menginfeksi sel. Menurut Nick Loman dari University of Birmingham yang terlibat dalam sekuensing itu, banyak dari mutasi pada varian ini telah ditemukan pada varian lain, tapi memiliki begitu banyak mutasi sekaligus jelas tidak biasa ditemukan.
Kecepatan varian virus ini menyebar atau menginfeksi menarik perhatian para penelitinya. Per 13 Desember 2020, misalnya, sudah teridentifikasi sebanyak 110 ribu kasus infeksi virus corona Covid-19 dari varian ini, kebanyakan di selatan dan timur Inggris. "Tingkat pertumbuhannya yang kami cemaskan," kata Loman sambil menambahkan, "Kami melihat pertumbuhannya yang sangat cepat.
2. Anak-anak menjadi rentan
Kelompok ilmuwan dari New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG), komite bentukan Pemerintah Inggris, menyebutkan bahwa varian baru virus corona Covid-19 ini rentan pada anak-anak. Virus dengan 17 mutasi di dalamnya itu ditemukan mampu menyebar cepat, menginfeksi anak-anak sama seperti yang terjadi pada orang dewasa.
3. Varian lebih mematikan
Bukti awal mengindikasikan varian baru virus corona B.1.1.7 ternyata bukan cuma lebih menular, tapi juga lebih mematikan. Bukti itu datang dari dua analisis yang dikaji oleh New and Emerging Respiratory Virus Threats Group (NERVTAG). Komite menyebut varian baru virus corona yang muncul sejak September lalu tersebut sekitar 30 persen lebih mematikan. Sebelumnya, varian baru yang mengandung sejumlah mutasi itu telah diketahui memiliki kemampuan menginfeksi 70 persen lebih tinggi.
Kepala Ilmuwan Penasihat Pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson, Patrick Vallance, mengatakan bukti soal kemampuan membunuh varian baru virus corona Covid-19 ini belum kuat, namun dia juga menambahkan, "tetap harus menjadi perhatian." Dia menerangkan, 30 persen lebih mematikan berarti, jika biasanya 10 dari seribu lansia yang terinfeksi Covid-19 akan meninggal, angkanya akan bertambah menjadi 13 sampai 14 kematian per jumlah yang sama.
4. Menyebar cepat
Per awal Januari 2021, varian B.1.1.7, diketahui telah menyebar cepat di Inggris, Irlandia, dan Denmark dan kemungkinan banyak negara lainnya. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) telah merilis studi pemodelan pada Jumat lalu yang menunjukkan B.1.1.7 bisa saja menjadi varian dominan virus corona Covid-19 di negara itu per Maret ini.
5. Bermutasi lagi
Laporan pada Februari menyebut temuan kasus mutasi terbaru virus corona Covid-19 di Inggris, tepatnya di Bristol dan Liverpool. Penelitian terhadap sampel virus dari 11 kasus asal Bristol dan sekitarnya telah mengidentifikasi SARS-CoV-2 varian B.1.1.7. Ini adalah varian yang sama dengan yang ditemukan di Kent dan diketahui pula memiliki kemampuan menginfeksi lebih tinggi dan karenanya lebih menular. Bedanya, pada 11 sampel itu didapati pula adanya mutasi E484K --mirip dengan yang ditemukan pada varian virus Covid-19 asal Afrika Selatan yang telah diketahui mampu meliuk dari pertahanan antibodi alami.