Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Dokter Ortopedi Soal Ida Dayak: Semua Tindakan Ada Risikonya

Ida Dayak, atau Ida Andriyani, menciptakan fenomena. Begini komentar dan pesan dokter ortopedi.

4 April 2023 | 20.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga antre untuk pengobatan tradisional Ida Dayak, di Markas Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat, Senin, 3 April 2023. Membludaknya antrean warga tersebut mengakibatkan lalu lintas di sekitar kawasan tersebut macet parah. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ida Dayak, atau Ida Andriyani, menciptakan fenomena. Profilnya viral di media sosial setelah jumlah orang yang datang kepadanya berharap disembuhkan di Kota Depok, Jawa Barat, membeludak. Mereka diketahui datang dari berbagai daerah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ida Dayak, berdasarkan informasi yang beredar, dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti patah tulang, saraf kejepit, hingga stroke. Bekalnya hanya minyak Bintang berwarna merah khas Kalimantan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banyak komentar menyikapi fenomena penyembuhan oleh Ida Dayak ini. Tak sedikit yang menyudutkan kemampuan serta layanan para dokter dan rumah sakit.

Saat diminta tanggapannya atas terapi atau penyembuhan oleh Ida Dayak, satu dokter spesialis ortopedi tulang dan traumatologi, Oryza Satria, menyatakan tidak menyalahkan juga membenarkan. Alasannya, keilmuan yang berbeda di antara mereka.

Oryza hanya menyarankan kepada setiap orang atau pasien yang datang ke pengobatan tradisional, terutama yang cedera akut, untuk mencari informasi yang benar dan terpercaya. Tujuannya, tindakan yang dilakukan jangan sampai menimbulkan akibat lebih buruk. 

"Setiap tindakan yang dilakukan itu harus jelas risiko dan komplikasi yang ditimbulkan apa, baik jangka pendek, menengah, atau panjang," katanya Selasa, 4 April 2023. Ditambahkannya, "Semua tindakan pasti ada risiko dan komplikasinya, jangan mudah percaya pada kesembuhan instan atau janji-janji manis."

Sedang ilmu kedokteran ortopedi, Oryza menuturkan, sudah ada standarnya. Baik dari segi anatomi atau susunan tubuh manusia, fisiologi atau fungsi tubuh manusia, dan farmakologi atau obat obatan, juga tindakan-tindakan yang perlu dilakukan. "Misalnya tindakan bedah, semua itu sudah ada keilmuan dengan standarisasi yang baku," kata Oryza.

Menurut Oryza, apa yang dilakukan Ida Dayak termasuk ke dalam pengobatan tradisional, yang di Indonesia sudah banyak sekali jenisnya, dengan metode pengobatan yang berbeda-beda. "Karena variasinya banyak dan keilmuan pengobatan tradisional umumnya secara turun temurun, jadi dokter juga tidak bisa memberikan tanggapan benar atau salah," katanya.

Tetapi, misalnya ada pasien pengobatan tradisional, termasuk pasien Ida Dayak datang ke ortopedi atau bedah tulang, Oryza menambahkan, barulah bisa dinilai lebih jauh apakah terapi sebelumnya sudah tepat atau belum menurut keilmuan medis. Oryza menekankan baik pengobatan tradisional maupun medis harus menerapkan prinsip tidak boleh menyakiti atau memperparah keadaan pasien.

"First, do no harm. Baik pengobatan tradisional maupun medis sebaiknya mengikuti kaidah itu," kata dia. 


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus