Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peringatan itu datang dari Desa Hargo Pancoran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan. Pos pemantauan Anak Krakatau mengabarkan gunung ini masuk status siaga. Kategori ini mengindikasikan jika aktivitas gunung tak berhenti, dalam waktu dua pekan bakal meletus. Memang, pada Ahad dua pekan lalu, terjadi 100 kali letupan hingga mencapai ketinggian 300 meter dari Anak Krakatau.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, selain Krakatau, Gunung Karangetan dan Soputan di Sulawesi Utara juga masuk status siaga. Adapun sembilan gunung lainnya masuk kategori waspada, yakni Gamkonora, Ibu, Dukono (Maluku Utara), Lokon (Sulawesi Utara), Talang (Sumatera Barat), dan Merapi, Semeru, Papandayan di Jawa.
Apa yang menjadi penyebab 13 gunung berapi di Indonesia saat ini menggeliat? Surono, Kepala Pusat Vulkanologi, membantah jika ada kaitan antara aktivitas Kelud dan Anak Krakatau. ”Masing-masing punya dapur magma sendiri-sendiri,” katanya. Dia mengibaratkan rumah tangga, yang punya kekhasan dalam mengolah masakan.
Andang Bachtiar mengingatkan adanya efek domino dari aktivitas lempeng tektonik. ”Pergerakan satu lempeng mempengaruhi lempeng lainnya,” kata ahli geologi lulusan Colorado School of Mines ini. Gesekan secara perlahan itu memicu aktivitas tektonik dan vulkanik.
Aktivitas Gunung Karangetan, Soputan, Lokon, Gamkonora, Ibu, dan Dukono saat ini menunjukkan efek itu (lihat Tempo, 10 September 2007). Lempeng Samudra Pasifik dan Filipina susul-menyusul dan merangsek busur-busur kepulauan Filipina-Minahasa-Halmahera.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo