Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Depok - Terminal Bus Jatijajar Kota Depok menyatakan telah sejak Januari lalu memanfaatkan teknologi pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS. Berkapasitas 100 kWh, listrik dari energi terbarukan itu diklaim sudah bisa memenuhi kebutuhan untuk seluruh area terminal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kini menggunakan energi listrik dari cahaya matahari yang dikonversikan untuk menjadi daya di terminal ini," kata Kepala Terminal Jatijajar, Asri Sinuraya, Selasa, 26 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski mampu menyuplai seluruh kebutuhan listrik di terminal itu, Asri mengatakan, pasokan listrik dari PLN tak diputus. Keduanya dipakai untuk saling melengkapi lewat prinsip hibrida.
"Karena kalau daya yang dihasilkan dari cahaya matahari cukup besar, energi tersebut tersimpan dalam baterai. Bila kondisi musim hujan daya yang dihasilkan kurang, otomatis pakai pasokan listrik PLN," tuturnya.
Asri menerangkan, PLTS Terminal Jatijajar sudah beroperasi penuh sejak Januari 2024. PLTS disebutnya inisiatif dari BPTJ Kementerian Perhubungan untuk bisa menerapkan energi terbarukan di fasilitas layanan umum.
Karenanya, Asri menyatakan bukan kewenangannya untuk menjelaskan besar anggaran untuk pembangunan PLTS itu. Dia hanya menerangkan ada sekitar 260 panel surya yang digunakan.
"Yang jelas ada perubahan terhadap konsumsi energi listrik," katanya sambil menambahkan, "Dari data, kami menurunkannya sekitar 40 persen."
Lagi-lagi dia menolak menjawab besar efisiensi konsumsi listik itu dalam rupiah. "Tagihan listrik langsung ke pusat jadi mereka yang mengetahui apakah penurunan harganya berapa."
Menurut Asri, PLTS Terminal Jatijajar dilengkapi baterai yang kapasitasnya cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik di terminal itu selama satu hari penuh.