Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai salah satu organisasi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengatasi berbagai masalah di bidang pangan dan pertanian dunia, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) di Indonesia terus bergerak meluncurkan ide dan kreativitas baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
FAO mengadakan pameran virtual menggunakan teknologi 3D yang bisa diakses menggunakan internet. Hal itu seiring dengan adanya percepatan digitalisasi pada dunia pertanian Indonesia, terutama di masa pandemi. Sehingga, pengadaan pameran bertujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat, khususnya generasi muda terkait kisah dan pengalaman para penggelut dunia pangan tanah air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada empat sektor yang ditampilkan, yaitu kesehatan hewan, pertanian, kelautan dan perikanan, serta kehutanan. Pameran virtual itu menampilkan kisah dan pengalaman para petani, nelayan, peternak, dan komunitas hutan yang bertahan selama pandemi. Untuk mengunjungi pameran virtual, pengunjung hanya perlu mengakses www.pahlawanpangan.com secara daring.
Kepala Perwakilan FAO Indonesian Rajenda Aryal mengatakan, modernisasi sistem untuk semua aspek kehidupan perlu dilakukan. Hal itu terwujud dari hampir seluruh layanan komunikasi menggunakan sistem digital. Sehingga, penerapannya untuk pertanian juga perlu digencarkan.
“Jika melihat statistik, ada juga pertumbuhan layanan komunikasi selama pandemi. Layanan mobile, pemasaran online, e-commerce, big data, GIS dan platform geospasial dan sistem manajemen pengetahuan telah menjadi bagian dari masyarakat modern, dan sekarang para petani menggunakannya untuk kehidupan sehari-hari mereka," kata Rajendra Aryal kepala perwakilan FAO di Indonesia.
Dalam pameran yang mulai bisa diakses pada 9 Februari hingga akhir Desember 2022 mendatang itu, selain virtual booth, pengunjung juga bisa melihat model peternakan unggas yang telah menerapkan skema biosekuriti 3zona. Teknologi itu bertujuan untuk mencegah kuman yang mencemari peternakan, dan produk makanan.
Selain itu, pameran juga menampilkan miniatur pelaksanaaan perikananan Tambak Beje. Yaitu sebuah metode tambak tradisional dari Kalimantan Tengah. Dalam metode tersebut, masyarakat Dayak menggali kolam kecil di daerah rawa dan gambut di dekat sungai besar.
“Semakin banyak orang memiliki akses Internet di negara ini, maka membuat pertanian digital menjadi salah satu kendaraan utama untuk mengubah sistem pangan Indonesia menjadi lebih baik. Fakta bahwa Indonesia sebuah negara kepulauan memiliki masalah dengan akses geografis di banyak tempat. Oleh karena itu, digitalisasi adalah kunci transformasi pertanian pangan di Indonesia,” kata Rajendra.
RISMA DAMAYANTI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.