Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Fenomena Empat Matahari, Ternyata Awan Inilah Penyebabnya

Video empat matahari yang diduga muncul di Kepulauan Riau menghebohkan dunia maya.

12 Oktober 2018 | 15.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Fenomena empat matahari alias sun dogs yang terjadi di Kepuluan Riau sempat menggegerkan jagad dunia maya. (youtube.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Video empat matahari yang diduga muncul di Kepulauan Riau menghebohkan dunia maya. Menurut peneliti astronomi Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Rukman Nugraha, fenomena tiga atau empat matahari alias sun dogs seperti itu ada penjelasan ilmiahnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Akibat sinar matahari dipantulkan oleh partikel es ke awan sirus," katanya saat dihubungi Jumat, 12 Oktober 2018. Awan sirus tergolong awan yang tinggi di atmosfer. Jaraknya sekitar 10 kilometer dari bumi ke langit. Ciri-ciri awannya terlihat tipis, berserat seperti bulu burung atau gula-gula kapas. Awan ini mengandung kristal es.

Kumpulan kristal itu bagaikan cermin yang memantulkan sinar matahari. Akibatnya di bumi, orang bisa melihat matahari seperti lebih dari satu. Piringan matahari seperti dikawal sepasang atau tiga cahaya lain di sekitarnya. Istilah sun dogs muncul karena seperti anjing pengawal matahari.

Menurut Rukman, sun dogs terjadi ketika posisi matahari berada dekat dengan horison. "Biasanya pada pagi hari dan saat langit cerah," ujarnya. Musim kemarau menjadi waktu yang cocok dengan kondisi itu.

Soal efek bahayanya, kata Rukman, hanya jika pengamat menatap fenomena itu berlama-lama tanpa alat pelindung. Terutama ke arah matahari. "Kalau sinar pengiringnya hanya menyilaukan mata," kata dia.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, empat matahari ada juga yang menyebutnya anak matahari, tampak sebagai empat bulatan cahaya kecil di sekitar matahari yang terangkai oleh cincin cahaya. "Penyebabnya adalah kristal-kristal es yang sangat halus di awan tinggi atau awan Cirrus atau di udara sekitar," katanya lewat keterangan tertulis.

Artinya menurut Djamaluddin, harus ada kondisi sangat dingin di awan tinggi atau di sekitar wilayah tersebut. Oleh karenanya fenomena seperti itu tidak selalu terjadi, tetapi cukup sering.

Nama lain fenomena itu selain sun dogs yang seolah-olah anjing penjaga matahari itu disebut parahelion atau parahelia alias matahari semu. Kejadiannya di dekat ufuk atau kaki langit. Fenomena di langit itu antara lain pernah terjadi saat musim dingin di Kazakhstan pada Februari 2007.

Simak artikel menarik lainnya seputar fenomena empat matahari hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Amri Mahbub

Amri Mahbub

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus