Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Fenomena Udara Panas, BMKG: Awas Dehidrasi dan Radiasi Matahari

BMKG memperkirakan udara panas dan matahari menyengat akan berlangsung hingga sepekan ke depan.

23 Oktober 2019 | 05.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi gelombang panas. Sumber: Reuters / Pascal Rossignol / rt.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Dalam dua hari terakhir udara panas dan tidak nyaman. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan situasi itu akan berlangsung hingga sepekan ke depan.

BMKG Bandung melaporkan pada dua hari ke depan diperkirakan suhu udara berkisar 21-33,8 derajat Celcius di wilayah Bandung Raya. Kelembaban udara antara 24-68 persen dan relatif kering. Peluang terbentuknya awan hujan nihil. Sementara angin berkecepatan 6-22 kilometer per jam dari arah tenggara.

Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Citeko – Bogor Asep Firman Ilahi, data suhu maksimum di Puncak, kabupaten Bogor pada Senin 21 Oktober 2019 mencapai 30,3 derajat Celcius. Kelembaban udara 27 persen atau sangat kering.

Selain Puncak, di Kota Bogor suhu udara tercatat hingga 36 derajat Celcius. “Di tempat lain seperti Jakarta, Bekasi dan tempat-tempat lain pun merasakan udara panas menyengat ini,” katanya, Selasa, 22 Oktober 2019.

Di Jakarta dan beberapa kota lain, pada siang hari suhu udara sekitar 34 sampai 36 derajat.

Menurutnya, udara yang terasa panas saat ini disebabkan oleh posisi matahari yang baru saja bergulir ke selatan setelah berada tegak lurus pengamat di pulau Jawa. Ditambah lagi dengan peluang hujan yang masih rendah karena aliran masa udara dari timuran masih kuat. “Sehingga mempersulit pertumbuhan awan hujan.” ujar Asep.

Kondisi ini menyebabkan kelembaban udara di permukaan sangat rendah. Suhu udara tinggi dan kelembaban rendah menyebabkan udara gerah, panas menyengat dan sangat tidak nyaman.

Bagi masyarakat yang beraktifitas di luar ruangan, kondisi ini menyebabkan bibir pecah-pecah, tenggorokan kering dan dehidrasi. BMKG menyarankan masyarakat agar banyak mengkonsumsi cairan agar terhindar dari dehidrasi. “Menjaga asupan makanan sehat serta buah-buahan juga dapat mencegah terserang dehidrasi akibat cuaca panas,” kata dia.

Pada saat cuaca cerah dan pertumbuhan awan berkurang tingkat radiasi matahari yang masuk ke permukaan bumi juga akan meningkat dalam semua panjang gelombang. Radiasi Ultraviolet Alfa dan Beta (UV-A dan UV-B) keduanya merupakan jenis radiasi berbahaya bagi kesehatan. Disarankan bagi wanita agar menggunakan tabir surya untuk memperkecil dampak terpaparnya radiasi UV-A dan UV-B ini. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yudono Yanuar

Yudono Yanuar

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus