Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini kabar baik bagi penderita sulit tidur alias insomnia. Giulio Tononi, profesor di University of Wisconsin-Madison School of Medicine and Public Health di Amerika Serikat, kini tengah merancang sebuah gadget untuk membantu para penderita insomnia. Alat itu diberi nama Transcranial Magnetic Stimulation (TMS).
Cara kerja gadget ini adalah dengan mengirim sinyal—yang aman bagi manusia—ke dalam tengkorak untuk mengurangi aktivitas otak dan mendorong rasa kantuk. Prototipe alat ini sudah diuji coba ke sejumlah relawan. Hasilnya, mereka yang mengalami insomnia bisa mencapai tahapan tidur ketiga, bahkan keempat. Tahapan tidur keempat merupakan kondisi ketika kesadaran sudah sepenuhnya hilang dan bersiap menuju alam mimpi.
“Dengan satu sinyal saja, kita bisa mengondisikan otak seperti saat akan tidur secara normal,” kata Giulio Tononi pekan lalu. Ia optimistis alat ini akan membantu efisiensi waktu tidur para penderita insomnia sekaligus menjaga kebugaran tubuh mereka.
Meski sudah diuji coba, Tononi masih terus menyempurnakan alat tersebut untuk memastikan keamanannya. Ia masih akan mengkaji dampak jangka panjang sinyal tersebut bagi otak.
Tahapan tidur
Menuju tidur pulas harus melalui beberapa tahapan. Beruntung bagi orang yang mudah tidur karena bisa melampaui tahapan-tahapan itu dengan cepat. Bagi penderita sulit tidur, gangguan sedikit—suara jangkrik atau titik air yang terdengar dari kamar mandi—bisa membuat mereka harus berulang-ulang melewati tahapan tersebut.
- Tubuh mulai rileks. Beberapa bagian otak mulai mengendurkan aktivitas.
- Tidur ayam. Otak menyebar sinyal theta ke seluruh bagian untuk mengubah proses kerja otak dari sadar menjadi proses tidur.
- Tidur nyenyak. Sinyal delta mulai menggantikan sinyal theta.
- Tidur sangat nyenyak. Hanya tersisa sinyal delta, yang berfungsi mengatur pernapasan, irama jantung, tekanan darah, dan menurunkan suhu tubuh ke suhu terendah.
- Pada saat tidur lelap mata mengalami gerakan cepat yang disebut rem (rapid eye movement) yang biasanya dihubungkan dengan mimpi.
Darah untuk Semua
Tak perlu khawatir kehabisan salah satu jenis golongan darah. Siapa pun donornya, darah bisa diterima oleh orang yang membutuhkan. Caranya, dengan mengkonversi golongan darah menjadi sama dengan darah di tubuh penerima. Temuan yang segera dipraktekkan ini—setelah diumumkan bulan lalu oleh tim peneliti asal Denmark—diharapkan mengatasi kekurangan darah, terutama di lokasi darurat, tempat terjadinya bencana, atau kawasan perang.
Metodenya terbilang sederhana. Cukup dengan memberikan enzim khusus untuk mengubah darah A, B, dan AB ke golongan O. Darah golongan O dapat diberikan kepada semua orang.
Darah
Darah terdiri dari cairan yang disebut plasma, yang merupakan gabungan eritrosit dan leukosit. Eritrosit adalah sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Sedang leukosit adalah sel darah putih, disebut juga platelet.
Platelet: Menghindari kehilangan darah dengan mengentalkan darah
Leukosit: Membersihkan sel-sel mati dan melawan infeksi
Mengubah golongan
Enzim melepaskan antigen yang menjadi penggolong darah sehingga semua menjadi darah O.
Darah hasil modifikasi ini bisa digunakan pada kondisi darurat, umpamanya saat tak ada golongan darah yang sesuai atau tak ada waktu untuk memeriksa golongan darah seseorang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo