Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - LinkedIn belakangan memperluas fitur AI Powered Coaching untuk membantu melatih keterampilan interpersonal kepada para profesional di dunia kerja. Indonesia Country Lead di LinkedIn Rohit Kalsy mengatakan solusi berbasis AI membuat bisnis entitasnya terhubung lebih cepat. “Mempercepat perekrutan dan membuka peluang baru,” katanya melalui keterangan tertulis pada Selasa, 4 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fitur kecerdasan buatan LinkedIn ini mendukung LinkedIn Hiring Assistant, sistem AI yang sebelumnya dibangun untuk membantu para perekrut. Dengan AI-Powered Coaching, pengguna LinkedIn bisa berlatih menghadapi berbagai skenario saat wawancara kerja. Peserta dilatih memberikan ulasan kinerja, membahas keseimbangan kerja dan kehidupan, serta memberikan umpan balik melalui interaksi berbasis teks atau suara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Rohit, umpan balik membuat pengguna lebih percaya diri ketika menghadapi percakapan penting di tempat kerja. Seiring pesatnya perkembangan AI, dia menyebut investasi untuk pembelajaran dan pengembangan sistem, serta mobilitas internal menjadi sangat penting.
Penerapan sistem AI ini dianggap relevan di Indonesia. Sebanyak 56 persen penyedia kerja atau divisi human resource di negara ini kerap kesulitan mendapat sumber belajar yang tepat.
“Dapat menghambat mereka (perekrut) dalam menemukan dan mengembangkan talenta terbaik dalam organisasi,” tutur Rohit.
Pada 2024, LinkedIn memperkenalkan LinkedIn Hiring Assistant untuk menangani tugas-tugas perekrutan yang berulang dan memakan waktu. Asisten pintar ini menggantikan tugas monoton manusia, seperti mengunggah lowongan pekerjaan dan melakukan pencarian berulang untuk posisi yang sama.
Dengan teknologi AI, para perekrut bisa berfokus menangani hal-hal strategis, seperti membangun hubungan dengan kandidat dan melakukan wawancara mendalam. Para penyaring kandidat juga bisa lebih leluasa menilai soft skills dan kecocokan budaya kerja para pelamar kerja.