Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

GLS Kembangkan Literasi Kriminal, Kesehatan dan Bencana

GLS mengembangkan literasi kriminal mengingat tingginya angka kenakalan remaja.

31 Oktober 2019 | 00.35 WIB

Orang tua menemani anak-anak membaca buku koleksi perpustakaan keliling di Bandung, Ahad, 22 September 2019. Kampanye budaya membaca ini jadi bagian dari Festival Eksplorasi Budaya baca dengan tema Library on The Street. TEMPO/Prima mulia
Perbesar
Orang tua menemani anak-anak membaca buku koleksi perpustakaan keliling di Bandung, Ahad, 22 September 2019. Kampanye budaya membaca ini jadi bagian dari Festival Eksplorasi Budaya baca dengan tema Library on The Street. TEMPO/Prima mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta -  Ketua Satuan Tugas Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Kemendikbud Pangesti Wiedarti mengatakan, gerakan berliterasi secara masif pada seluruh di Indonesia akan mampu menciptakan sumber daya manusia   unggul.

"Saya sudah mencanangkan gerakan literasi sekolah dalam beberapa tahun belakangan, sekarang tinggal melakukan pengembangan di seluruh daerah," ujarnya seusai menghadiri Festival Bangka Tengah Berliterasi di Pangkalanbaru, Rabu, 30 Oktober 2019.

Ia menjelaskan, GLS saat ini menjadi ujung tombak untuk melahirkan sumber daya manusia yang cerdas dan berwawasan sesuai dengan apa yang dicanangkan Presiden Joko Wododo, yaitu menciptakan SDM unggul Indonesia.

"Tentu kami berharap dengan menumbuhkembangkan budaya berliterasi, mampu menjawab apa yang sudah dicanangkan Presiden Joko Widodo, yaitu menciptakan SDM unggul Indonesia," ujarnya.

Pangesti menjelaskan, ada enam literasi dasar yang sudah dikembangkan GLS, yaitu budaya baca dan menulis, literasi digital, finansial, koperasi, sains, budaya dan kekeluargaan.

"Ke depan kami mengembangkan literasi kriminal mengingat tingginya angka kenakalan remaja, literasi kesehatan, terutama terkait dengan reproduksi, dan literasi bencana agar siswa siap mengantisipasi terjadinya bencana alam," ujarnya.

Ia mengharapkan, semua kepala daerah bisa menjadi bapak literasi atau bapak gerakan membaca karena ke depan Indonesia membutuhkan SDM berkualitas untuk membangun negeri.

"Bangka Tengah sudah memulai semua itu, bahkan bupati sampaikan kepada saya siap dan fokus mengembangkan budaya literasi di daerahnya," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus