Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, kembali mengalami erupsi pada Kamis, 14 Februari 2019, pukul 04.34 WITA, selama 3 menit 40 detik. Sinar api terlihat dari Bukit Asah, namun tinggi kolom abu saat erupsi itu tidak teramati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga: Gunung Agung Kembali Erupsi, Kolom Abu Setinggi 2.000 Meter
Kepala Pos Pantau Gunung Agung, Dewa Made Merthe Yasa, di Denpasar, menjelaskan tinggi kolom abu yang tidak teramati itu terekam dari data seismogram. "Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 17 mm dan durasi kurang lebih 3 menit 40 detik," katanya.
Gunung api dengan tinggi 3.142 meter di atas permukaan laut tersebut sempat terpantau mengalami tektonik jauh hanya satu kali dengan amplitudo 22 mm dengan durasi 110 detik.
Ia mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung, para pendaki dan wisatawan agar tidak berada atau tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas di zona perkiraan bahaya di dalam radius 4 km dari kawah puncak gunung.
Zona perkiraan bahaya itu, bersifaf dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru. "Saat ini PVMBG masih menetapkan gunung api itu dalam status siaga atau level III," ujarnya.
Sebelumnya, Gunung Agung mengalami erupsi serupa pada Jumat, 8 Februari 2019, dengan teramati sinar api selama 1 menit 37 detik pada pukul 00.12 WITA. Namun saat terjadi erupsi itu, kolom asap tidak teramati karena tertutup kabut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini