MENEMPEL di kuping dan bermain dalam tiga jalur frekuensi. Itulah Triton 3000, alat bantu pendengaran (hearing aid) produk terbaru dari Divisi Audiologi Siemens. Dia diklaim sebagai model hearing aid pertama di dunia yang menggunakan tiga jalur frekuensi secara terpisah, dan sanggup melayani kebutuhan individual pemakainya. "Bukan sekadar suara keras, kami juga mengupayakan harmoni suara," kata Karlo Pasemann, koordinator penelitian dan pengembangan Siemens Audiological Engineering Group, kepada TEMPO di markas besar Siemens, Erlangen, Jerman, bulan lalu. Triton telah diluncurkan ke pasar awal 1990 ini. Dari segi ukuran, Triton tak jauh berbeda dengan hearing aid yang lain, tak lebih besar dari kelingking anak, dengan batang melengkung yang berfungsi sebagai cantolan ke telinga. Triton pun berperan sebagai amplifier, yang mengeraskan suara-suara di sekelilin~g. Dia pun meredam suara derau (noise) yang umumnya berfrekuensi rendah. Suara-suara itu lantas diperkeras, kemudian disalurkan lewat dua jalan. Pertama lewat loud speaker mini yang menjorok ke arah lubang kuping, dan sekaligus berguna sebagai batang cantelan. Yang kedua, melalui batang alat itu sendiri dalam bentuk getaran. Tulang di belakang telinga akan meneruskan getaran itu ke gendangan. Lalu ke otak. Hearin~g aid terdahulu kerjanya mengeraskan bunyi hampir di semua frekuensi. Alhasil, suara yang muncul campur aduk kadang kala sulit disimak isinya. Sedangkan "Triton cuma mengeraskan bunyi pada frekuensi yang diperlukan pemakainya," kata Pasemann. Dengan begitu, suara yang masuk ke kuping akan terasa lebih jelas dan jernih. Untuk penyesuaian itu, Triton 3000 menyediakan frekuensi rendah, sedang, dan tinggi. Jika pendengaran pemakainya hanya lemah di frekuensi rendah, alat itu disetel untuk hanya memperkeras suara di frekuensi itu. Frekuensi lainnya bisa dikeraskan, sedikit saja. Bagaimana mengaturnya? Triton dilengkapi dengan mikroprosesor yang berkapasitas 6,4 MB, yang mengatur lalu lintas suara, dan salah satunya adalah menggeser-geser jalur frekuensi itu. Untuk men~ggeser frekuensi itu, diperlukan pelengkap yang disebut PMC (Programmable Mul~-Channel). Perkakas ini cukup dimiliki dokter telinga atau agen penjual Triton. PMC juga sanggup mengatur skala pengerasan suara di saluran satu, dua, atau tiga. PMC sendiri bentuknya mirip pesawat radio, berukuran 37 x 26 x 9 cm, dan beratnya 2,8 kg. Jika hendak diubah programnya, Triton digandengkan ke PMC lewat seutas kabel. Lantas, program baru disusun di layar PMC, lalu dimasukkan kembali ke Triton. Setelah itu, Triton 30~00 ini siap bekerja di jalur frekuensi yang lain. Untuk pasar domestik Jerman~ Triton 3000 itu dijual dengan harga 2.100 DM (sekitar Rp 2,5 juta). Namun, tampaknya masih perlu waktu bagi perkakas canggih itu untuk digelar di Jakarta. "Masih kami pelajari cara pemasaran dan jaminan pelayanan purnajualnya," kata Lily Kasoem, pimpinan PT Sika, agen tunggal produk audiologi Siemens di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini