Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hujan persisten berpotensi terus mengguyur wilayah barat Indonesia, khususnya sebagian besar Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, serta Jawa bagian barat. Hari-hari hujan yang panjang ini karena efek dua bibit siklon tropis di Samudera Hindia, 99B dan 96S, yang berpotensi menjadi siklon tropis dalam waktu 24 jam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keduanya, baik 99B maupun 96S, terus membesar radius pusarannya dan kecepatan anginnya menguat. "Meski 99B sudah semakin jauh dan mendekati Teluk Benggala, namun pusaran anginnya yang sangat kuat masih dapat menjangkau Sumatera bagian utara," kata peneliti di Pusat Iklim dan Atmosfer BRIN, Erma Yulihastin, pada Rabu sore, 27 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sedangkan posisi 96S disebutkannya cenderung sama atau stasioner terhadap waktu karena dipengaruhi oleh prakondisi Vorteks Borneo. Pada Rabu sore itu, Erma menjelaskan, bakal vorteks terpantau di Semenanjung Malaysia dan Selat Malaka.
"Mulai kemarin (Selasa), indikasi pembentukan vorteks ini tampak dari pemusatan dan pembelokan angin, juga ditandai dengan sistem tekanan rendah di wilayah tersebut," kata profesor riset bidang klimatologi ini.
Dipaparkannya, vorteks bisa menyebabkan wilayah di Malaysia dan Singapura mengalami hujan persisten selama berhari-hari. Begitu juga wilayah Indonesia yang berada di sekitarnya, termasuk pesisir timur Sumatera yang berhadapan dengan Selat Malaka.
Selain hujan deras persisten, ancaman angin kencang juga dapat terjadi di wilayah sekitarnya, seperti Medan, Pekanbaru, Batam, Bintan, Pangkal Pinang, dan Bangka Belitung.
Menurut Erma, ancaman hujan persisten dapat menjalar terus ke timur yaitu menuju Kalimantan serta membangkitkan konveksi yang aktif di Laut Jawa. Dampaknya, Erma menambahkan, "Pesisir utara Jawa juga mengalami ancaman hujan persisten."
Karenanya, Erma memperkirakan, Vorteks Borneo berimplikasi mengaktivasi angin monsun Asia dari utara. Ini akan membuat musim hujan di Pulau Jawa akan homogen dan merata.
Implikasi lain datang dari tarik-menariknya dengan sistem badai di selatan (96S) yang terus terjadi hingga dasarian atau sepuluh hari pertama Desember. Bibit siklon 96S dapat terus membesar dan stasioner bahkan semakin mendekati wilayah Sumatera bagian selatan - Jawa Barat.
"Berdasarkan data prediksi musim, hingga dasarian pertama Desember, prakondisi Vorteks Borneo akan gagal menjadi Vorteks Borneo namun 96S dapat berubah menjadi siklon tropis dan mendekati wilayah barat daya Indonesia," kata Erma.