Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Indonesia di Bawah Bayang-bayang Gempa Megathrust, Apa Itu?

Gempa Megathrust merupakan gempa bumi yang sangat besar yang terjadi di zona subduksi. Gempa ini dikenal sebagai gempa dengan kekuatan paling dahsyat.

25 Agustus 2022 | 23.24 WIB

Peta segmen megathrust Mentawai-Siberut. Twitter
material-symbols:fullscreenPerbesar
Peta segmen megathrust Mentawai-Siberut. Twitter

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta -Gempa megathrust dikenal sebagai gempa dengan kekuatan besar yang biasanya terjadi di zona subduksi. Megathrust berasal dari kata mega yang berarti besar dan thrust adalah dorongan naik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Gempa bumi ini bisa sebabkan tanah longsor bawah laut dari landas kontinen ke laut dalam. Endapan longsor dapat dikenali dalam sampel inti yang diambil dari dasar laut. 

Definisi Gempa Megathrust

Mengutip canada.ca, gempa megathrust merupakan gempa bumi yang sangat besar yang terjadi di zona subduksi, wilayah di mana salah satu lempeng tektonik bumi didorong di bawah yang lain. Adapun beberapa cara kerja zona subduksi bumi dan patahan megathrust telah diungkapkan dalam makalah yang terbit di jurnal Science. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ilmuwan Survei Geologi Amerika Serikat Jeanne Hardebeck menghitung kekuatan gesekan patahan zona subduksi di seluruh dunia, dan tekanan yang dialaminya. Tegangan di zona subduksi ternyata rendah, meski jumlah tegangan lebih kecil masih dapat menyebabkan gempa bumi yang hebat.

Sesar megathrust zona subduksi menghasilkan sebagian besar gempa bumi terbesar di dunia. Tegangan adalah gaya yang bekerja pada sistem patahan zona subduksi, dan merupakan gaya yang mendorong gempa bumi. Memahami kekuatan-kekuatan ini akan memungkinkan para ilmuwan untuk memodelkan proses fisik zona subduksi dengan lebih baik, dan hasil dari model fisik ini dapat memberi kita lebih banyak wawasan tentang bahaya gempa bumi.

“Bahkan sesar 'lemah', yang berarti patahan dengan kekuatan gesekan rendah, dapat mengakumulasi tegangan yang cukup untuk menghasilkan gempa bumi yang besar. Bahkan mungkin lebih mudah untuk patahan yang lemah untuk menghasilkan gempa besar, karena begitu gempa dimulai, tidak banyak bagian patahan yang terjepit kuat yang dapat menghentikan keretakan,” jelas Jeanne Hardebeck dikutip dari laman United States Geological Survey (USGS).

Meski sifat fisik dari patahan ini sulit untuk diamati dan diukur secara langsung, kekuatan gesekannya dapat diperkirakan secara tak langsung dengan menghitung arah dan besaran relatif dari tegangan yang bekerja pada patahan tersebut. Kekuatan gesekan patahan menentukan berapa banyak tekanan yang bisa diambil sebelum tergelincir, dan menciptakan gempa bumi.

Mengevaluasi orientasi ribuan gempa bumi yang lebih...

Mengevaluasi orientasi ribuan gempa bumi yang lebih kecil di sekitar patahan megathrust, Hardebeck menghitung orientasi tegangan, dan dari situ disimpulkan bahwa semua patahan yang terdiri dari sistem zona subduksi memiliki kekuatan yang sama. 

Bersama dengan bukti sebelumnya yang menunjukkan bahwa beberapa sesar zona subduksi adalah lemah, ini menyiratkan bahwa semua sesar adalah lemah, dan bahwa zona subduksi adalah lingkungan tegangan rendah.

Peta zona gempa megathrust. (Pusat Studi Gempa)

Sementara itu, sesar kuat memiliki kekuatan gesek yang setara dengan patahan buatan pada sampel batuan di laboratorium. Namun, tegangan yang dilepaskan pada gempa bumi hanya sekitar sepersepuluh dari tegangan yang harus dapat ditahan oleh patahan kuat. 

Sebaliknya, sesar lemah hanya memiliki kekuatan untuk menahan tegangan sebesar satu kali gempa. Sebuah gempa bumi besar pada patahan lemah melepas sebagian besar tegangan, dan sebelum gempa bumi besar berikutnya, tegangan itu dimuat ulang karena pergerakan lempeng tektonik bumi.

Gempa Bumi Megathrust Cascadia 

Adapun salah satu zona subduksi sebagai tempat megathrust terjadi adalah Cascadia, letaknya di lepas pantai barat Amerika Utara. Dari tengah Pulau Vancouver ke California utara, Lempeng Juan de Fuca menunjam di bawah Lempeng Amerika Utara. 

Kedua lempeng terus bergerak menuju satu sama lain, namun menjadi terjebak di mana mereka bersentuhan. Akhirnya penumpukan regangan melebihi gesekan antara dua lempeng dan gempa megathrust besar terjadi.

Di zona subduksi Cascadia, 13 peristiwa megathrust telah diidentifikasi dalam 6000 tahun terakhir, rata-rata satu setiap 500 hingga 600 tahun. Namun, tidak terjadi secara teratur. Beberapa telah sedekat 200 tahun dan beberapa telah terpisah sejauh 800 tahun. Yang terakhir adalah 300 tahun yang lalu.

Gempa bumi Cascadia terakhir diperkirakan berkekuatan 9. Sebuah gempa megathrust di Chili pada 1960 berkekuatan 9,5, dan satu di Alaska pada 1964 berkekuatan 9,2. Ini menandakan bahwa gempa megathrust merupkan gempa bumi terdahsyat di dunia. 

KAKAK INDRA PURNAMA
Baca juga : Gempa Magnitudo 5,9 Guncang Aceh, Berciri Gempa Megathrust

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus