Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Lebak yang terjadi pada, Selasa, 23 Januari 2018, diduga diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Gempa ini menyisakan 46 lindu susulan yang terjadi hingga dua hari setelahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indonesia memang terletak di simpang pertemuan tiga lempeng aktif, yaitu Indo-Australia di bagian selatan, Eurasia di bagian utara, dan Pasifik di timur. Pertemuan ketiga lempeng ini menghasilkan lebih dari 70 sesar aktif dan belasan zona subduksi. Juga memunculkan jalur gempa bumi dan serangkaian gunung api aktif di sekujur Nusantara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pulau Sumatera, yang terbentuk dari penunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah Eurasia, merupakan kawasan yang paling sering kena gempa. Baik dari pergerakan zona subduksi di Samudra Hindia sebelah barat Sumatera atau sistem sesar Sumatera. Selain di zona subduksi (megathrust) di pantai barat Sumatera dan di pantai selatan Jawa, ada pergerakan sesar aktif seperti Sesar Lembang di Jawa Barat dan Sesar Opak di Yogyakarta. Papua juga memiliki sesar dalam jumlah besar.
Berikut 3 sesar maut dan 1 zona subduksi yang berpotensi mematikan--lantaran di sekitarnya merupakan pemukiman utama penduduk--di Indonesia berdasarkan analisis peta dari studi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan California Technology University:
Zona Subduksi Sumatera
Tempat pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia ini adalah salah satu megathrust di Indonesia. Lempeng Indo-Australia bergerak perlahan ke arah timur laut dengan kecepatan 6 sentimeter per tahun. Penunjaman ini membuat kedua lempeng menekan satu sama lain. Para ilmuwan khawatir akan ada gempa besar karena tenaga besar di megathrust Sumatera belum terlepas dalam 100 tahun terakhir.
Sesar aktif Sumatera. istimewa
Sesar Sumatera
Sesar ini memiliki belasan segmen utama dan ratusan segmen lokal yang diduga aktif maupun belum diketahui karakteristik gempanya. Potensi gempa dari sesar yang memanjang lebih 1.600 kilometer dari Aceh sampai Lampung dan bergerak 7 sentimeter per tahun ini di atas magnitudo 5.
Di atas patahan ini juga berjajar puluhan gunung api aktif. Sepanjang 2004-2009 saja, terjadi 303 gempa dengan magnitudo lebih dari 5. Sumatera bagian barat merupakan daerah yang paling sering dilanda gempa karena dilewati Bukit Barisan.
Sesar Mentawai
Zona ini berupa sesar naik akibat patahnya batuan kumpulan (accretion) dari tumbukan dua lempeng. Sesar Mentawai memanjang dari utara hingga selatan Kepulauan Mentawai. Gempa yang diakibatkan pergeseran patahan ini sering kali dangkal, tapi potensi kekuatan gempanya bisa lebih dari magnitudo 5.
Sesar Lembang
Patahan sejauh 25 kilometer di bawah bumi Pasundan ini memanjang dari timur di ruas jalan tol Padalarang hingga Gunung Manglayang di barat. Pergerakannya 3-5,5 sentimeter per tahun. Potensi daya gempa dari sesar ini yang mencapai magnitudo 7 jelas mengancam permukiman di atasnya, khususnya di daerah Lembang.
Sesar Lembang sepanjang 22 km di utara Bandung, dilihat dari GoogleEarth
Simak artikel menarik lainnya tentang gempa di Indonesia hanya di kanal Tekno Tempo.co.