Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menyeberang dengan Aman
Para peneliti Jepang berhasil mengembangkan alat bantu menyeberang bagi penderita kerusakan mata. Sistem yang dikembangkan Tadayoshi Shioyama dan Mohammad Uddin dari Institut Teknologi Kyoto Jepang ini terdiri dari kamera mini yang ditempatkan di kacamata dan sebuah komputer portabel untuk menganalisis hasil rekaman video.
Cara kerjanya, video mengambil gambar garis putih penyeberangan. Data inilah yang kemudian dianalisis komputer lalu diteruskan ke pengguna. Dari 198 kali uji coba, alat ini sukses menyeberangkan pemakai sampai 196 kali. Alat ini juga mampu memberi tahu apakah lampu penyeberangan sudah memberi isyarat aman untuk menyeberang. "Hasil rekaman diberitahukan lewat speaker mini dekat telinga," kata Shioyama.
Katherine Phipps, juru bicara Royal National Institute of the Blind, Inggris, menyambut gembira adanya alat ini. "Alat ini sangat membantu," katanya.
Rokok tanpa Tembakau
Kabar baik bagi perokok yang tak ingin asap rokoknya mengganggu orang di sekeliling. Sebuah perusahaan Jerman menciptakan NicStic, batang rokok yang cukup diisap tanpa perlu dibakar. Inilah rokok pertama tanpa tembakau, sekaligus tanpa asap. Dan penggila nikotin tak perlu khawatir. Produsennya masih berbaik hati dengan menempelkan sedikit nikotin di filter rokok. Artinya, kenikmatan merokok tidak banyak berkurang.
Bentuk NicStic sama persis dengan rokok biasa. Ia terdiri dari dua bagian penting, yaitu elemen panas dan filter berisi zat nikotin berkadar rendah. Menurut pembuatnya, rokok ini tetap "sehat". Alasannya, nikotin NicStic tidak terlalu banyak dibanding rokok biasa yang berisikan tar, kadmium, dan formaldehyde.
Dikemas dalam kotak rokok, di dalam kotak terdapat filter yang bisa dilepas. NicStic habis diisap selama tiga menit, harganya sama dengan satu boks rokok biasa. Dengan rokok tanpa asap ini, para perokok sekarang bisa "merokok" di mana saja, di restoran, bar, bahkan di pesawat. Rencananya, NicStic dijual pertama kali di Jerman dan baru dilepas ke seluruh dunia awal tahun depan.
Pesawat Kilat
Kelak, penerbangan antarbenua bakal bisa dilakukan dalam hitungan menit. Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil mengembangkan pesawat tanpa awak yang mampu melesat 11 ribu kilometer per jam atau hampir 10 kali kecepatan suara (Mach-10). Pesawat berkode X-43A ini memi-liki panjang 3,7 meter, tinggi 0,6 meter, dengan bentangan sayap 1,5 meter.
Dalam uji coba di pangkalan angkatan udara Edwards, California, X-43A lepas landas dengan bantuan gendongan pesawat raksasa B-52B. Sesampai di ketinggian 12 ribu meter di atas Samudra Pasifik, X-43A dilepas. Saat inilah, pesawat itu akan meluncur dengan bantuan roket Pegasus. Sepuluh detik kemudian, X-43A melepaskan diri dari Pegasus, lalu melayang dengan mesinnya sendiri di ketinggian 33 ribu meter. "Ini rekor dunia baru," kata Vimce Rausch, manajer program X-43A dari NASA Langley Research Center, mengomentari hasil uji terbang itu.
Tidak seperti mesin jet konvensional yang menggunakan turbin untuk memampatkan udara, X-43A menggunakan mesin supersonic combustion ramjet atau scamjet. Inilah jenis mesin yang menggunakan oksigen dari udara untuk membakar bahan bakar hidrogen cair hingga mencapai kecepatan supersonik.
Uji terbang ini adalah yang kali ketiga dari proyek Hyper-X dengan anggaran biaya 125 juta pound atau sekitar Rp 200 miliar. Rekor kecepatan X-43A tiga kali lebih cepat dari rekor sebelumnya milik pesawat jet SR-71 Blackbird yang melesat dengan kecepatan 3,2 Mach.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo