Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak bakalan lama lagi, angan-angan adanya kertas elektronik (ePaper) digital akan menjadi kenyataan. Hal itu dimungkinkan setelah sebuah prototipe alat tersebut diumumkan pekan lalu oleh iRex Technologies, perusahaan yang memisahkan diri dari Philips.
Produk yang diberi nama ER 0100 itu merupakan ePaper dengan layar 8,1 inci dan tingkat resolusi 1024 x 786. Adapun tingkat ketelitian huruf yang tercetak 160 dpi (dots per inch). Di dalam perangkat mini tersebut terdapat prosesor 400 MHz dan RAM 64 MB. Pada perangkat yang memiliki layar sentuh ini juga sudah terpasang Wi-Fi.
iRex mengklaim bahwa kertas elektronik ini tetap mudah dibaca meski tengah berada di luar ruangan, baik di bawah terik matahari maupun saat tertutup bayangan. Baterai yang digunakan juga tahan lama. Dengan rata-rata aktivitas membaca tiga jam per hari, baterai kertas elektronik itu dapat tahan lebih dari seminggu tanpa harus diisi ulang.
Dokumen pada kertas ini dapat disimpan dalam empat arsip berbeda (seperti My Newspaper atau My Book). Keempat arsip dengan cepat dapat diakses menggunakan tombol-tombol yang ada pada perangkat tersebut. Fungsi pencarian juga tersedia untuk menemukan tulisan yang diinginkan. Adapun format file yang tersedia adalah PDF, XHTML, TXT, dan MP3. Rencananya, kertas elektronik tersebut akan diluncurkan iRex pada April 2006.
Tas Jinjing Tenaga Surya
Joe Hynek, pria 27 tahun, kini tampak lebih genit. Ke mana pun ia bepergian tak lepas dari tas jinjing model perempuan. Namun, jangan salah sangka. Tas buatannya itu bukanlah tas biasa, melainkan sebuah tas jinjing bertenaga surya yang dapat mengisi baterai perangkat elektronik.
Mahasiswa tingkat doktoral di Jurusan Teknik Mesin Universitas Negara Bagian Iowa ini merancang Solarjo Power Purse, tas hitam berbentuk segi empat yang dibungkus dengan lapisan panel-panel surya, ketika ia mengikuti sebuah kompetisi desain tas inovatif.
Panel surya itu menyerupai sebuah lapisan kamera yang sangat tipis yang dipisahkan oleh garis-garis putih. Pada bagian atasnya terdapat plastik transparan yang menjadi pegangan tas.
Menurut Hynek, tas tersebut didesain untuk memberi tenaga kepada perangkat elektronik yang memakai sambungan USB. Alhasil, tas dapat digunakan untuk mengisi baterai ponsel, PDA, iPod, GPS, perekam suara, dan kamera digital mini.
Kini, Hynek berencana memasarkan tas tersebut kepada konsumen yang peduli akan penghematan energi. Meski bahan pembuat tas cukup mahal, ia berharap dapat menjual eceran tas tersebut di bawah US$ 300 atau sekitar Rp 3 juta.
Kutub Magnet Bumi Bergeser
Dalam 50 tahun mendatang, diperkirakan kutub magnetik utara bumi akan bergeser ke Siberia. Akibatnya, aurora--cahaya langit spektakuler yang menjadi maskot Alaska--bisa berpindah ke selatan Siberia.
Pergerakan kutub magnetik ini berlangsung secara elips setiap hari. Menurut badan antariksa Amerika, NASA, kecepatan pergeseran tersebut lebih dari 40 meter per hari. Bahkan kutub magnetik utara ini diduga sudah "berjalan-jalan" sejak terbentuknya bumi 4,5 miliar tahun lalu.
Penyebab peristiwa ini masih menjadi misteri. "Ini mungkin tahapan dari sebuah osilasi normal dan pada akhirnya kutub magnetik akan bermigrasi kembali ke Kanada," kata Joseph Stoner, pakar paleomagnetik di Universitas Negara Bagian Oregon.
Penelitian Stoner sebelumnya menunjukkan, kekuatan perisai magnetik bumi berkurang 10 persen selama 150 tahun terakhir. Pada saat yang sama, kutub magnetik utara sudah berkelana ke Laut Arktik hingga 1.102 kilometer. Kutub magnetik utara ditemukan pertama kali pada 1831. Ketika dikunjungi kembali pada 1904, para penjelajah mendapati kutub itu telah bergeser 50 kilometer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo