Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Thailand mulai menggunakan sleeper train untuk memindahkan pasien Covid-19 ke luar dari Bangkok. Di ibu kotanya itu, rumah sakit sudah penuh dan kewalahan menangani para pasien tersebut sejak laju penularannya melonjak lagi belakangan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rangkaian pertama dari kereta mewah itu sudah meninggalkan Bangkok pada Selasa lalu. Kereta mengangkut sebanyak 137 pasien tanpa gejala atau gejala ringan untuk diantar ke daerah yang menjadi kampung halaman para pasien tersebut di Thailand sebelah barat laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Thailand sedang menghadapi gelombang ketiga pandemi Covid-19 di negerinya. Seperti yang juga terjadi di Indonesia, banyak rumah sakit di negara itu yang melayani para pasiennya sampai ke areal parkir. Tak sedikit yang sekalipun bergejala berat tak mendapat tempat dan harus isolasi mandiri di rumah.
Sejak April lalu, angka kematian karena Covid-19 di Thailand telah meroket dari semula di bawah 100 menjadi 4.397. Terbaru, pada Rabu 28 Juli 2021, Thailand melaporkan penambahan 16.533 kasus baru dengan 133 korban yang meninggal.
Menteri Kesehatan Publik Thailand, Anutin Charnvirakul, mengatakan kalau pemerintah bertujuan memindahkan para pasien yang tidak bisa mengakses layanan kesehatan di Bangkok. Selain menggunakan rangkaian kereta, Anutin menambahkan, bus dan pesawat juga telah disiapkan untuk tujuan yang sama.
“Seluruh proses pemindahan dipastikan aman karena mereka akan dipantau para dokter dan tim medis di sepanjang perjalanan dan tanpa transit pula. Tim darurat dan ambulans juga bersiap di lokasi tujuan,” katanya sambil menambahkan menyiapkan pula 15 gerbong kereta untuk para pasien yang menunggu mendapat tempat tidur di rumah sakit di Bangkok.
Seorang dokter dari kelompok Mor Mai Thon, melukiskan situasi di Bangkok sudah kritis di mana orang-orang tak lagi bisa mengakses layanan kesehatan. “Ada begitu banyak orang yang tidak bisa mendapatkan perawatan. Ini belum pernah terjadi sebelumnya,” kata dia.
Menurutnya, memindahkan sebagian pasien ke rumah sakit di luar Bangkok—dengan fasilitas perawatan intensif yang tak seperti di ibu kota—berpotensi memperluas krisis rumah sakit di negara itu. “Covid-19 varian Delta yang saat ini menyebar memiliki tingkat infeksi sangat kuat. Sebanyak 50 persen pasien memiliki gejala yang berat,” katanya.
Menurutnya, yang harus dilakukan pemerintah adalah menambah kapasitas testing sembari memastikan distribusi obat-obatan kepada para pasien. Saat ini, sekitar 70 ribu tes Covid-19 dilakukan di negara itu setiap harinya dengan positivity rate 20,5 persen.
Selain itu, pemerintah Thailand saat ini juga mengalami desakan untuk percepatan vaksinasi dan menyediakan vaksin yang dianggap lebih baik. Saat ini vaksin Covid-19 yang digunakan adalah Sinovac dan AstraZeneca.
NEW SCIENTIST, THE GUARDIAN