Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Kunyah Permen Karet Saat Hamil Kurangi Kelahiran Prematur di Malawi

Makan permen karet yang bebas gula dua kali sehari selama periode kehamilan bisa menurunkan tingkat kelahiran prematur.

7 Februari 2022 | 07.00 WIB

Kelahiran prematur.
Perbesar
Kelahiran prematur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Makan permen karet yang bebas gula dua kali sehari selama periode kehamilan bisa menurunkan tingkat kelahiran prematur. Ini berdasarkan uji skala besar di Malawi. Efek keterkaitan itu kelihatannya karena permen karet itu mampu mengurangi penyakit gusi, yang sebelumnya telah dikaitkan dengan tingginya angka bayi lahir prematur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Uji dilaksanakan tim yang dipimpin Kjersti Aagaard dari Rumah Sakit Anak dan Baylor College of Medicine di Houston, Texas, Amerika Serikat. Malawi dipilih karena negara di Afrika ini memiliki tingkat kelahiran prematur tertinggi di dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Lebih dari 10 ribu perempuan hamil yang mengunjungi pusat-pusat layanan kesehatan diminta ambil bagian dalam studi tersebut. Sebanyak separuhnya diberikan setoples permen karet saat cek rutin bulanan. Mereka diminta mengunyah permen selama 10 menit pagi dan sore, bersama saran standar pemeliharaan gigi. Setiap peserta juga ditawari periksa gigi di awal studi--sebelum kandungannya memasuki usia lebih dari 20 minggu--dan di akhir partisipasi dalam studi atau empat pekan setelah persalinan.

Hasilnya, tingkat kelahiran prematur di antara para perempuan pemakan permen karet itu diketahui sebesar 13 persen. Jumlahnya lebih kecil daripada 17 persen dalam kelompok pembanding yang tak menerima stoples isi permen karet. Atau dengan kata lain, satu kejadian bayi lahir prematur berhasil dicegah dari setiap 26 perempuan yang diberikan permen karet itu.

Para perempuan yang diberikan permen karet umumnya merasakan manfaat untuk kesehatan mulutnya. Mereka yang pergi memeriksakan giginya menunjukkan memiliki lebih sedikit gejala penyakit gusi--seperti pendarahan dan resesi--di akhir periode kehamilan dibandingkan perempuan yang hanya diberikan saran standar pemeliharaan gigi.

Penjelasannya mungkin saja pada orang dengan penyakit gusi, bakteri berbahaya memasuki aliran darah lewat gusi yang terluka dan berhasil mencapai plasenta. Adapun permen karet yang diberikan dalam studi dibuat mengandung pemanis buatan xylitol. Dalam studi sebelumnya, xylitol terbukti mengurangi kadar mutan Streptococcus, bakteri berbahaya dalam mulut.

Percobaan butuh diulangi di negara dengan situasi berbeda dari Malawi sebelum bisa ditarik kesimpulan bahwa mengunyah permen karet sama bermanfaatnya di semua tempat. "Tapi yang jelas seluruh orang di manapun berada pasti menginginkan kesehatan optimal kehamilan dan bayi yang dikandungnya," kata Aaagard.

Hasil studi permen karet di Malawi telah dipresentasikan di forum tahunan US Society for Maternal-Fetal Medicine’s.

NEW SCIENTIST


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus