Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Siswa SMA Pelita Harapan Lippo Village, Judah Purwanto, mendapat penghargaan individu di lomba debat tingkat dunia, Online World Schools Debating Championship (OWSDC) 2020. Judah yang bersama dua rekannya mewakili Indonesia dalam lomba yang digelar di Meksiko itu terpilih Top 5 ESL Best Speaker dan Top 10 Open Best Speaker di ajang .
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima ANTARA dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa 4 Agustus 2020, penghargaan best speaker dalam kategori ESL dan Open (kategori utama) merupakan prestasi yang pertama kali diraih oleh tim Indonesia. Prestasi itu meningkat dari tahun lalu saat Indonesia mendapat penghargaan Best EFL Speaker saja di Bangkok, Thailand.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara tim, Judah dkk terhenti di babak Partial Double Octofinals dengan akumulasi skor 253,64. Mereka menempati peringkat 5 setelah melewati babak penyisihan dengan mencetak empat kemenangan dan dua kali kalah. Di babak eliminasi pertama, Indonesia langsung tersingkir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengumuman pemenang kompetisi itu disiarkan pada tanggal 2 Agustus 2020 dari kanal Youtube Asociación Mexicana de Debate di Meksiko. OWSDC 2020 yang dilaksanakan 17 Juli 2020 sampai dengan 2 Agustus 2020 itu diikuti oleh 68 tim debat jenjang sekolah menengah atas (SMA) dari 68 negara.
Tim Indonesia yang difasilitasi oleh Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengirimkan tim terdiri dari tiga pendebat, yaitu Cassia Tandiono dari SMA Pelita Harapan Kemang Village, Joshua Luke Tandiono dari SMA British Indonesia Jakarta, dan Judah Purwanto dari SMA Pelita Harapan Lippo Village.
Siswa-siswa SMA itu didampingi oleh tim pembina yang terdiri dari Rachmat Nurcahyo dari Universitas Negeri Yogyakarta sebagai manajer tim, dan Novelisa Wirid dari Universitas Gadjah Mada sebagai pelatih.
Indonesia juga mengirimkan adjudicator/juri dalam kompetisi itu, yakni Evelyn Mulyono di Vanderbilt University, Nashiville di Amerika Serikat dan Stephanie Purwanto di George Washington University, Amerika Serikat.
Berikut ini perjalanan tim Indonesia dalam kompetisi itu,
-Babak penyisihan ke-1, tim Indonesia menang atas Jepang dengan memperdebatkan mosi "This house would designate specific nonresidential area in which drug users and dealers are legally allowed to buy, use, and sell drugs".
-Babak penyisihan ke-2, dengan memperdebatkan mosi "This house would pay additional benefits to families on welfare according to their child’s performance in school", tim Indonesia mengalahkan tim Kazakhstan.
-Babak penyisihan ke-3, Tim Indonesia mengalahkan tim Filipina dengan memperdebatkan mosi "This house would replace human judgment with computer algorithms in criminal sentencing decisions".
-Babak ke-4, Indonesia mengunci tiket ke babak eliminasi dengan mengalahkan tim Bangladesh dalam debat dengan mosi "This house believes that mainstream search engines should refuses to list results with sexist, racist, or offensive content".
-Tim Indonesia kehilangan poin di babak penyisihan ke-5 dan ke-6 dengan dikalahkan tim India dan tim Malaysia.
-Babak eliminasi, tim Indonesia tertantang dengan memperdebatkan mosi "This house opposes narrative sacrifice as a description of the work performed by essential workers during crisis (war, pandemics, natural disaster)", di mana Indonesia dikalahkan oleh tim Amerika Serikat dengan skor 3-2.