Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Depok - Mahasiwa Universitas Indonesia (UI) berhasil menemukan bahan alam yang aman untuk pembuatan insektisida. Tiga mahasiswa jurusan Kimia dari Fakultas Matematika dan IPA Universitas Indonesia (FMIPA UI) meneliti sejumlah bahan alam yang aman bagi makhluk hidup dan dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan insektisida alami dan ramah lingkungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketiga mahasiswa itu, yakni Nadiatus Silmi, Shella Jeniferani Willyam, dan Redita Andini Ayundrisa. Penelitiannya. seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Selasa, 22 Agustus 2018, di bawah bimbingan dosen FMIPA UI Antonius Herry Cahyana.
Selama ini, penggunaan insektisida cenderung berbahaya karena berpotensi mengancam lingkungan dan kesehatan manusia seperti kanker dan kerusakan otak. Namun tidak dapat dipungkiri, insektisida masih kerap digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk membunuh serangga.
Ketiga mahasiswa Jurusan Kimia FMIPA UI tersebut berhasil memanfaatkan limbah styrofoam untuk membantu reaksi sintesis insektisida dari daun pacar kuku (Lawsonia inermis) yang aman bagi kesehatan makhluk hidup dan lingkungan.
Ketua tim, Nadiatus Silmi menjelaskan, insektisida merupakan produk yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari namun sayangnya masih banyak insektisida yang mengandung senyawa organofosfat dan organoklorin. Senyawa-senyawa tersebut termasuk ke dalam kelompok polutan organik persisten (POP) yang sulit terdegradasi dan bersifat toksik, baik terhadap lingkungan maupun kesehatan manusia.
"Maka dari itu, sangat diperlukan bahan aktif insektisida baru dari bahan alam yang tidak berbahaya," ujar dia.
Silmi dan tim terinspirasi untuk memanfaatkan daun pacar kuku serta limbah styrofoam atau polistirena dalam reaksi pembuatan insektisida. Metode yang digunakan jauh lebih sederhana karena tidak membutuhkan suhu dan tekanan tinggi, serta tidak menggunakan pelarut organik berbahaya sehingga lebih hemat biaya dan ramah lingkungan.
"Hasil dari penelitian kami, insektisida alami ini terbukti dapat membunuh nyamuk dengan waktu kurang lebih 3 menit saja. Potensi dari inovasi kami ini dapat dikembangkan menjadi bahan aktif insektisida yang digunakan dalam bentuk sediaan losion, gel, atau spray."
Dia dan tim berharap hasil penelitian ini mampu menekan penggunaan insektisida berbahaya dan menggantinya menjadi insektisida alami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan lingkungan. Selain itu, diharapkan pemanfaatan limbah secara langsung dapat mengurangi sampah styrofoam yang ada di Indonesia.
Simak kabar terbaru dari UI hanya di kanal Tekno Tempo.co.