Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Mata Bionik Star trek

3 September 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DARI fiksi menjadi realitas. Itulah retina buatan yang diciptakan Sheila Nirenberg dan Chethan Pandarinath. Terinspirasi oleh Geordi La Forge, tokoh serial televisi Star Trek: The Next Generation, dua peneliti dari Weill Cornell Medical College, New York, itu berhasil memecahkan kode saraf di dalam retina. Mereka membuat mata bionik buat memulihkan penglihatan penderita kebutaan akibat kerusakan retina.

Penelitian ini berangkat dari temuan bahwa kerusakan pada fotoreseptor—sel yang peka cahaya pada permukaan retina—dan sel ganglion menyebabkan retina tak mampu mengolah citra cahaya menjadi kode saraf. Akibatnya, otak tak bisa menerima kode dan membuat citra gambar. Itu sebabnya, Nirenberg dan Pandarinath membuat mata bionik berupa perangkat prostetik buat memulihkan penglihatan.

Nirenberg mengatakan penelitian yang memperoleh dana hibah dari National Institutes of Health dan Cornell University’s ­Institute for Computational Biomedicine itu terinspirasi oleh Geordi La ­Forge. Tokoh di serial Star Trek itu mampu melihat karena mengenakan kacamata yang dapat mengirimkan data gambar ke otak. Konsep kerja perangkat prostetik ini sama dengan kacamata La Forge.

Tak seperti perangkat prostetik umumnya, alat ini diklaim mampu menghasilkan kualitas gambar setara dengan penglihatan mata normal. Perangkat prostetik ini dilengkapi encoder yang mampu meniru bahasa saraf visual layaknya retina normal.

Mata bionik buatan Nirenberg dan Pandarinath ini terdiri atas microchip, proyektor mikro, dan protein peka cahaya. Cip berfungsi mengubah pola cahaya menjadi kode pulsa listrik. Selanjutnya proyektor mini akan mengubah pola pulsa listrik itu menjadi pulsa cahaya, sekaligus mengarahkannya ke protein peka cahaya yang ditanamkan di sel ganglion. Dari sana, data dikirim ke otak untuk dibaca dan direkonstruksi kembali menjadi gambar.

Sejauh ini, kedua peneliti itu berhasil memecahkan kode saraf retina tikus. Mereka menggunakan informasi kode tersebut pada perangkat prostetik yang ditanamkan pada mata tikus buta. Hasilnya: penglihatan tikus bisa dipulihkan.

Keduanya juga berhasil memecahkan kode retina mata monyet, yang memiliki kemiripan dengan retina manusia. Berbekal sukses itu, mereka siap merancang mata bionik buat manusia. Permohonan paten atas sistem prostetik yang mereka kembangkan sudah diajukan.


Diagram Cara Kerja Mata Bionik

  • Gambar berupa pola cahaya masuk ke mata dan jatuh ke dekoder berupa microchip retina implan.
  • Dekoder mengubah pola cahaya menjadi kode-kode pulsa listrik.
  • Kode pulsa listrik masuk ke proyektor mini, diubah menjadi pulsa cahaya, dan dikirim ke pigmen protein peka cahaya pada sel-sel ganglion.
  • Sel ganglion mengirimkan kode saraf ke otak.
  • Otak menerjemahkan kode dan merekonstruksi menjadi gambar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus