Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi sebagian besar orang, burung yang terbang di langit mungkin tampak sepele dan tidak menimbulkan bahaya. Namun dalam dunia aviasi, burung dapat menjadi ancaman serius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Antara, peristiwa tabrakan antara pesawat dan burung yang sering disebut sebagai bird strike telah menjadi perhatian utama dalam industri penerbangan selama bertahun-tahun karena dapat berakibat fatal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lalu, mengapa tabrakan seperti ini bisa berbahaya?
Menurut International Civil Aviation Organization (ICAO), bird strike adalah insiden tabrakan antara burung dan pesawat yang sedang terbang, baik saat pesawat sedang lepas landas, terbang, atau mendarat.
Pada dasarnya, bird strike dapat terjadi kapan saja pesawat beroperasi. Kombinasi antara ukuran burung yang tertabrak dan kecepatan pesawat sering kali menciptakan potensi bahaya yang besar, yang dapat menyebabkan kerusakan pada mesin pesawat dan masalah lainnya.
Faktor dan Dampak dari Bird Strike
Berikut ini adalah beberapa faktor dan dampak yang dapat timbul akibat bird strike pada pesawat:
1. Kecepatan dan dampak tabrakan
Pesawat terbang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi, terutama saat lepas landas dan mendarat. Burung yang terbang pun memiliki kecepatannya sendiri. Ketika kedua objek ini bertabrakan, energi kinetik yang dihasilkan bisa sangat besar.
Sebagai contoh, seekor burung seberat 2 kilogram yang menabrak pesawat dengan kecepatan 800 kilometer per jam dapat menghasilkan daya tumbuk yang cukup kuat untuk merusak bagian-bagian penting dari pesawat.
2. Kerusakan pada mesin
Mesin jet pesawat adalah salah satu bagian yang paling rentan terhadap tabrakan dengan burung. Mesin jet berfungsi dengan cara menghisap udara dalam jumlah besar. Jika burung tersedot ke dalamnya, kerusakan dapat terjadi pada baling-baling atau sistem pembakaran mesin.
Pada beberapa kasus, seperti insiden pendaratan "Hudson River" 2009, tabrakan burung dapat menyebabkan kedua mesin pesawat mati total, memaksa pilot untuk melakukan pendaratan darurat di sungai.
3. Kerusakan pada bagian pesawat lainnya
Selain pada mesin, tabrakan burung juga dapat menyebabkan kerusakan pada bagian pesawat lainnya. Misalnya, kaca kokpit yang dirancang untuk menahan tekanan tinggi bisa retak atau pecah jika burung yang menabrak cukup besar, sehingga dapat membahayakan keselamatan pilot. Selain itu, sayap, hidung pesawat, dan stabilizer ekor juga dapat mengalami kerusakan parah akibat benturan dengan burung.
4. Faktor lingkungan
Tabrakan burung umumnya lebih sering terjadi di area sekitar bandara, terutama saat pesawat sedang lepas landas atau mendarat, karena ketinggian terbang burung sering kali berada pada level tersebut.
Risiko bird strike semakin meningkat jika terdapat kawanan burung besar di sekitar area tersebut. Untuk mengurangi bahaya ini, banyak bandara yang menerapkan berbagai metode pengusiran burung, seperti menggunakan suara ultrasonik, laser, atau bahkan anjing penjaga.
Meskipun burung terlihat kecil, dampaknya terhadap pesawat tidak bisa dianggap remeh. Karena itu, industri penerbangan terus mengembangkan teknologi dan strategi untuk meminimalkan risiko bird strike.
Hal ini mencakup peningkatan desain pesawat agar lebih tahan terhadap benturan serta pengelolaan lingkungan sekitar bandara, yang dapat melibatkan pembaruan prosedur keselamatan untuk menjaga kestabilan penerbangan.