Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Mengeruk Sampah Samudra Pasifik

Setiap tahun, 9,5 juta ton sampah dibuang ke laut.

30 Agustus 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Setiap tahun, 9,5 juta ton sampah dibuang ke laut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Samudra Pasifik sangat luas. Sayangnya, samudra nan luas itu juga menjadi tempat sampah paling besar di dunia. Membersihkan sampah di kawasan yang disebut Great Pacific Garbage Patch itu bisa memakan waktu ribuan tahun bila memakai metode konvensional. Biayanya pun tak sedikit, bisa miliaran dolar Amerika.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, berkat teknologi baru dan ditemukannya cara yang lebih efektif, membersihkan sampah hingga jutaan ton tersebut dapat dilakukan hanya dalam lima tahun. Proyek besar ambisius untuk membersihkan sampah, terutama sampah plastik, ini akan dimulai pada awal September mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sampah di Samudra Pasifik menjadi masalah besar untuk kelestarian lingkungan, bahkan dapat membunuh ikan paus, lumba-lumba, anjing laut, berbagai jenis ikan besar dan kecil, serta kura-kura. Banyak hewan laut itu memakan sampah atau terjerat di dalamnya hingga mati.

Menurut laporan Persatuan Internasional dan Pelestarian Alam, sebanyak 9,5 juta ton sampah dibuang ke laut setiap tahun. Saat ini diperkirakan jumlah sampah tersebut mencapai 80 juta ton, yang terdiri atas berbagai macam benda, dari puntung rokok hingga botol bekas.

Untuk membersihkan sampah-sampah tersebut, saringan raksasa terapung akan digunakan mengeruk sampah di Samudra Pasifik. Saringan raksasa itu akan ditarik sejauh 390 kilometer dari pantai Alameda, San Francisco, Amerika Serikat, selama beberapa hari.

Saringan saling terhubung menggunakan rangkaian pipa dengan panjang sekitar lima kali lipat lapangan sepak bola. Setiap pipa berdiameter 1,2 meter. Pada bagian bawah pipa menggantung jaring selebar 3 meter.

Saringan bergerak lebih lambat daripada air laut. Hal ini memungkinkan arus dan gelombang mendorong sampah masuk ke dalam saringan sehingga sampah-sampah mudah diambil. Saringan yang digunakan tak akan menjerat ikan dan kehidupan laut lainnya.

Secara berkala, sebuah kapal sampah akan dikirim untuk mengambil sampah-sampah tersebut dan mengangkutnya ke pantai. Proses selanjutnya, sampah itu akan didaur ulang. Yang menarik, sampah yang dikeruk tidak hanya sampah berukuran besar, tapi juga sampah berukuran kecil dengan skala milimeter.

Salah satu kekhawatiran dari proyek ini adalah akan banyak kapal yang hilir mudik di kawasan Great Pacific Garbage Patch. Setidaknya kapal pengangkut sampah harus mondar-mandir, yang bisa mengakibatkan tercemarnya air laut. Namun pelaksana proyek menyatakan hanya akan ada lima kapal di area seluas 697 kilometer persegi itu yang beroperasi.

“Untuk memastikan kapal-kapal kami tak melewati tumpukan sampah, kami menerapkan sistem perhitungan yang cukup akurat. Perhitungan ini juga untuk menjaga keselamatan kapal dan saringan apung pembersih sampah. Setiap sistem dilengkapi dengan lampu penerang, radar, sinyal navigasi, GPS, dan sensor anti-tabrakan,” demikian pernyataan pelaksana proyek dalam situs resminya, Theoceancleanup.com.

Pada 2017, proyek pengerukan sampah di Samudra Pasifik ini menerima bantuan dana US$ 5,9 juta. Total, proyek tersebut sudah mengumpulkan dana sebesar US$ 17 juta. THE OCEAN CLEANUP | USA TODAY | GRAPHIC NEWS | FIRMAN ATMAKUSUMA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus